Malam yang sedikit terang di atas ranting pohon yang menjulur. Mata yang setengah terpejam menutupi bayangan malam yang tak terlihat. Tania masih disana, diatas ranting pohon besar menunggu malam berganti pagi. Detik demi detik hingga jam demi jam dia lalui. Meski mata dia pejamkan, getaran di mata tak juga diam dan menutup seutuhnya.
🌔🌔🌔
Nia... Nia... Kenapa nak?, Kau masih tak bisa tidur?.
Ahh... Paman, ntah mengapa aku takut....
Aku takut sekali Paman, hari ini bulan bersinar terang tapi,... Rumah ini sedang dalam keadaan gelap aku takut sekali...
Tenang saja Nia, saat ini sedang ada pemadaman listrik untuk sementara...Â
Menurut kabar dari orang-orang, perusahaan penghasil listrik sedang dalam masalah sementara waktu. Mereka akan segera memperbaiki aliran listriknya segera mungkin. Jadi, kau tidak perlu khawatir Nia....Bukankah kau... Ingin ... Menjadi ... wanita yang tangguh?..
🌔🌔🌔
"Itu benar" aku tidak boleh menyerah akan keadaan ini. Bukankah, aku ingin menjadi... seorang wanita yang tangguh!. Maka, aku tidak boleh merengek terus!.
Akhirnya, dengan mengingat kenangan bersama sang paman. Tania berhasil mengembalikan kepercayaan dirinya dan menghilangkan sedikit rasa takutnya.Â
Tanpa terasa hari sudah mulai pagi. Mentari pagi saat itu terbit sangat cerah dan hangat menembus pori tubuh Tania. Lalu dengan semangat penuh membara, dia pun melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.Â
"Huh, bagaimana ini. Meski semangatku bangkit, perutku masih kosong sejak kemarin. Pokoknya, aku harus segera mencari sumber mata air di sekitar sini!". Tak lama berselang Tania berjalan, terdengar suara air terjun di telinganya. Mendengar suara air yang mengalir deras, Tania bergegas menghampiri sumber air tersebut.
"Ahhhh... Segarnya...",tania pun meminum air tersebut dengan lahapnya. Sama seperti saat dia meminum air sup yang ada di dalam sebuah mangkuk.
"Hyuh,... Syukurlah dahagaku sudah hilang. Tapi perutku masih terasa lapar", ungkapnya sebari melirik ke arah air mengalir.
Dalam sekejap, muncullah dalam benaknya sesuatu yang selalu ingin dia lakukan saat dia masih kecil dulu. Lalu, dia pun berlari ke arah hutan seakan mencari sesuatu.Â
"Huhh... Aku hanya dapat ranting ini saja dan kayu ini", ungkapnya sebari memegang sebatang kayu yang agak runcing dan akar pohon yang terlihat seperti tali.
Seusai mencari beberapa Batang pohon, akar pohon dan batu. Tania kembali ke hilir sungai dekat dengan air terjun itu. Dia memasangkan akar pohon itu pada Batang pohon seolah menyerupai alat pancing untuk memancing ikan. Tak lupa pula tania berusaha membuat api unggun di pinggir sungai.
"Hhm, kalo gak salah. Seperti ini deh kaya yang ada di siaran televisi",sembari memembenturkan dua buah batu untuk membuat api.