Ngaku Gaul Kok Galau

Bentang Pustaka
Chapter #1

BAB 1 : Galau?

Guys, pernahkah perasaanmu jadi enggak menentu? Makan enggak enak, tidur enggak nyenyak, pengin beraktivitas enggak semangat, stuck melulu di tempat, dan enggak ada perubahan? Dikit-dikit mewek, dikit-dikit ngambek, dikit-dikit sensi, gawat tuh! Santai, Bro, Sist. kayaknya semua pernah mengalaminya, kok, enggak terkecuali yang nulis nih .

Terus, apa, tuh, namanya??? Galau??? Ya, orang bilang, sih, galau, kata yang lagi ngetren di kalangan anak muda saat ini. Eits, kayaknya yang tua-tua pun bisa kena virus galau ini. Nah, Guys, lewat buku ini, kita akan membahas berbagai menu tentang galau. Mulai dari pagi, sampai malam, sampai pagi lagi, galau itu selalu ada dan datang tiba-tiba, Guys. So, read it seriously!

 

Hanya

karena ....

Guys, apakah kalian pernah merasakan hal-hal semacam ini? Atau mungkin sering? Nah, lho!

# Bingung mo ngapain ni mlm ....

Ga da teman ....

Ga da SMS ....

 

# Galau, udah pada kelar ujian .... Ku kapan ni ujian ??? Libur n libur tyus ... kayak gini ....

 

# Duh, Minggu Sabtu kelabu lgi ....

Sabtu rapat dikmpung ....

Minggu jaga rumah ... bete ahhhhhh ....

 

# Kamoe adalah masa laluq yang menyakitkan aq tak ingin mengingatmu lagi ... please jgan ganggu hidup aq lagiiiiii ....

 

# Gmn lo aq mati, adakah yang kehilanganku??????

 

# Diamku bukan amarah terhadapmu, melainkan kasih yang tak rela tanganmu terluka demiku.

Diamku bukan benci terhadapmu, melainkan kasih yang tak ingin kakimu lelah karenaku.

Diamku bukan tangis karenamu, melainkan tangis akan hidupku.

Diamku bukan keinginan dijauhkan, melainkan keinginan didekatkan. Akankah kau melangkah pergi hanya karena diamku? Dan memang, kau mulai menjauh ....

 

# Cinta itu memang menyakitkan ... dan menunggu itu melelahkan.

 

# Yang sungguh menyayat hati, mengapa kita dulu harus berjumpa, *kenangan ....

 

# Aku tetap ucapin makasih buat kamu, sudah ngasih harapan buat aku. Meski aku tahu, harapan yang kau berikan ternyata palsu.

 

# Tulusnya cintaku tak pernah terbalas olehmu. Kau biarkan hati ini membeku karena cintamu.

 

# Indah itu enggak selalu akan berlaku untuk selamanya. Sama seperti sekarang, kesedihan yang kualami pasti suatu saat nanti akan berakhir.

 

# Sahabat seharusnya selalu ada saat duka maupun senang, tapi kenapa malah nusuk dari belakang? T_T

 

# Ketika hati tak lagi seirama, prinsip menjadi halangan. Haruskah mereka berpisah hanya karena itu? Aku berharap mereka tetap bersama.

 

Pernahkah kalian merasakan kegalauan yang hampir mirip dengan hal-hal di atas? Atau malah ada yang sama? Itu semua adalah contoh curahan perasaan yang kebanyakan ditulis dalam jejaring sosial Facebook dengan bahasa dan tulisan yang dibuat alay. Biasalah, remaja. Mungkin beberapa hal di atas juga sering dialami kebanyakan orang, enggak terkecuali kita. Hanya karena malam Minggu enggak ada teman, galau. Belum ujian, galau (tumben). Enggak ada yang nge-SMS, galau. Terlebih, yang paling ngeri kalau sudah sampai masalah cinta, beuuuh ... galaunya enggak ketulungan. Hanya karena semua itu, kamu-kamu galau sampai segitunya. Dunia enggak akan hancur hanya karena kamu enggak galau, Guys.

Oke, membahas masalah galau, semua orang pasti pernah merasakan. Enggak ada satu pun dari kita yang terbebas dari kondisi tersebut. Wajar, kita kadang belum siap dengan masalah-masalah yang menghampiri atau bingung dengan suatu keadaan yang sebelumnya enggak pernah kita alami. But, galau, kok, dijadikan tren? Memang kalau enggak galau, enggak gaul, begitu? Nah, masalahnya, kita terlalu melebih-lebihkan hal yang terjadi. Sebenarnya, enggak perlu dikoar-koarkan sebegitunya juga, kan? Di Facebook galau, di Twitter galau, lagi di jalan ngegalau juga (nabrak deh, tuh).

Maaf, nih, sebelumnya. Penulis bukan mau sok enggak pernah galau, bukan juga sok antigalau. Penulis pun pernah memiliki banyak pengalaman yang bikin galau, yang bikin kita kadang enggak mood melakukan apa pun. Galau memang enggak bisa dihindari, Guys. Namun, seenggaknya semua itu bisa kita kurangi supaya enggak menambah beban diri sendiri. Untuk itu, penulis pengin sharing tentang galau dan antek-anteknya. So, siapkan mentalmu dulu, Guys! Kita akan berperang melawan GALAU!!!

 

Galau

Itu Apa, sih?

“Mbak ..., aku lagi galau, nih ...,” curhat salah seorang teman sambil bersungut-sungut.

“Galau kenapa, sih ...?” jawabku santai, sok kalem begitu, deh.

“Ya ... galau aja. Enggak tahu, nih ..., bingung ...,” jawab temanku sambil mengusap-usap kepalanya karena bingung.

Nah, lho, galau memang benar-benar bikin orang jadi enggak jelas banget. Galau itu apa, sih, sebegitunya bikin bingung orang? Yang pasti, seantero negeri sepertinya sudah akrab banget sama yang namanya galau. Dari Sabang sampai Merauke pasti kenal. Buat kalian, para fans berat galau, enak tuh, enggak usah susah-susah mencari (memangnya artis?).

Yang gaul pasti tahu apa itu galau. Namun, bukan berarti gaul mesti galau, lho. Oke, sebelum membahas makna galau, biar enggak salah paham, penulis pengin tanya dulu tentang arti gaul. Apakah gaul itu harus dan selalu ikut tren? Harus dandan seperti orang yang kita idolakan? Harus punya gadget baru setiap ada model baru yang keluar? Harus nongkrong di kafe, bioskop, mal, kayak gitu?

Hmmm .... No! No! No! Itu namanya bukan gaul lagi, melainkan berlebihan. Boleh-boleh saja punya idola, boleh-boleh saja ke mal, boleh-boleh saja ikut tren. Namun, enggak harus menganut gaya hidup yang seperti itu, kan? Apalagi sampai memaksakan diri, padahal keadaan ekonomi orangtua enggak memungkinkan. Jangan ya, Guys, mereka sudah membanting tulang untuk hidup kita . Ingat nih, ayatnya, Guys. Allah sudah mengingatkan kita:

 

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا .

Artinya:

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS Al-Isra [17]: 23)

Lihat selengkapnya