cahaya bulan menerangi kegelapan kamar bulan kali ini. hanya cahanya yang mampu masu lewat jendela kamar itu. gelap sunyi dan berantakan. bulan memutuskan untuk ikut bersama orang tuanya ke kota. ia akan mulai mengemasi barang-barangnya.
ia teringat tentang kotak pemberian nenek rahma. ia mengambilnya dan menatap kotak itu secara dalam. tulisan it sangat rapi melebihi rapinya tulisanya.
"rapi banget tulisan mu?" ungkap Bulan
"enggak, males banget nulis aku tuh." jawab samudra
"padahal tulisan kamu bagus banget sam, malesan banget jadi orang." bulan duduk di bangku samping samudra yang masih kosong.
"aku tuh tidak males ya, cuma hemat tenaga biar bisa buat main game nanti." jawab Samudra
bulan mengingat kenangan-kenangan kecil bersama samudra. bulan membuka dengan perlahan kotak itu. hal pertama yang ia lihat adalah kertas-kertas dengan berbagai gambar yang ia ambil dari bawah meja kemarin. ia mengambilnya llu menaruhnya di atas kasur miliknya. ia kemudian menatap isi dari kotak itu. atu untas surat didalamnya, gelang dengan bandul bulan sabit dan sebuah buku album.
bulan mengambil surat itu dengan hati-hati. ia memeluk surat itu dan mulai membaca tulisan rapi dari surat itu. ia membacanya dengan sangat hati-hati.
untuk rembulan yang menerangi gelapnya samudra
hai bulan,