disuatu tempat yang sepi dan sunyi, ada sesosok remaja laki-laki berumur 18 tahun sedang menikmati indahnya pantai dalam rumah tua. ia menatap pantai itu dengan tatapan tajamnya. hanya angin malam yang mampu mengusik ketenangannya. menerpa rambut hitam lebat miliknya. dengan sedikit pencahayaan dari bulan yang memantul dari gelombang air samudra. ia merasakan ketenangan yang sebenarnya.
tak begitu lama, suara dering telefon membuyarkan lamunannya. dengan tatapan marah dan penuh emosi ia mengangkat telepon itu.
"ya?"
"Gar, lo dimana?" ungkap seseorang pada sebrang telepon itu.
"apa urusan lo?" ia menjawab dengan sangat kesal.
"markas berantakan!" seseorang yang melefonnya menutup telepon dengan segera. ia segera berdiri dari duduknya. bergegas lari keluar menuju motor hitam miliknya dan melajukannya dengan sangat cepat.
ia, Bintang Anggara. ketua dari geng motor Vagos. parasnya yang sempurna dan kehidupannya yang sangat bergelimang harta membuatnya merasa angkuh dan tak ingin dikalahkan. ya, a sangat arogan dan percaya diri. naasnya ia tidak terlahir dengan keadaan bahagia.
Bintang Anggara, teman-temanya biasa memanggilnya dengan nama Gara. ia sampai di depan markas Vagos yang sudah tidak berbentuk itu. semua anggota gengnya tengah berada di depan markas yang sudah tidak berbebtuk itu. gara menatap murka semua yang ada di depannya. ia menendang sebongkah kayu yang tergeletak.
"siapa yang beranni hancurin markas Vagos!" gara berteriak marah
"lo tanya sama kita? ya mana kita tau!" ungkap seseorang di belakang gara, damar.