Anna langsung tahu apa itu, tepat saat dia melihatnya. Mesin ganda Jeunet Carot, jauh-jauh dari Paris. Pesawat orangtuanya diberdayakan oleh mesin semacam itu, yang diselubungi kantong baja dari besi. Ayah Anna selalu mengatakan bahwa Jeunet Carot adalah mesin udara terbaik yang pernah diciptakan. Mesin tersebut mengantarkan Kapal Dagang Udara Putri Duyung sepanjang Jalan Burung tanpa pernah mengeluh sepanjang masa kanak-kanak Anna. Bukan salah mesin bahwa angin berubah arah tanpa diduga-duga di atas Pegunungan Tannhäuser pada suatu hari dan mesin menjadi macet gara-gara kemasukan abu halus gunung berapi.
Meski begitu, mesin sejatinya bisa saja diperbaiki. Orangtua Anna menyetir kapal hingga mendarat dengan selamat di Kota Traksi kecil berpelabuhan udara bagus, kemudian siap-siap untuk bekerja. Namun, sebelum perbaikan selesai, badai melanda kota dan dari mata badai keluarlah Arkangel, Godam Puncak Es, yang merupakan kota predator terhebat di utara.
Anna sempat melihat deretan angker tungku pembakaran di Perut kota barang sekilas saat rahang raksasanya membuka. Ketika rahang mahabesar itu tertutup selepas mencaplok kota kecil tak berdaya, bagian tempat Anna dan orangtuanya meringkuk ketakutan sontak berguncang dan terlepaslah pegangan ibu Anna dari tangan putrinya. Wanita itu kemudian jatuh melalui celah yang tiba-tiba terbuka di antara dua lempeng dek, memerosot ke sela roda-roda mahabesar nan berminyak. Roda-roda rantai sedang bergerak dengan kecepatan penuh dan meremukkan ibu Anna dalam sekejap, tetapi kota kecil tersebut tetap saja tidak mampu membebaskan diri dari rahang Arkangel dan justru diseret semakin ke belakang, semakin jauh ke dalam Perutnya. Dentang mesin berkumandang berisik sementara logam penyusun kota dipereteli dan dilindas. Saking riuhnya bunyi itu, Anna bahkan tidak bisa mendengar jeritannya sendiri sementara prajurit-prajurit Arkangel memisahkannya dari sang ayah dan menyeret mereka untuk bergabung dengan budak-budak lain.
Sejak saat itu, Anna tinggal di perut kota predator raksasa sementara Arkangel tak henti-henti menggunakan peluncur raksasanya untuk mengarungi lapisan es. Anna telah kehilangan segalanya. Namanya bahkan diganti dengan angka: K-420. Dia telah menjadi satu dari sekian banyak sahaya yang mengoperasikan mesin pembongkar dan motor-motor mahabesar. (“Sahaya” adalah istilah untuk budak di Arkangel. Anna duga penghuni tingkat-tingkat atas kota yang hangat dan nyaman menganggap istilah itu lebih enak didengar.)