Night Shift: The Silent Hour

R. Rusandhy
Chapter #3

BAB 2: DEATH RUN

Jumat, 23:45 WIB. Live Stream NickyGG.

"Yo, welcome back di stream paling wangi, paling skillful, dan paling ganteng se-Indonesia Raya!"

Suara Nicky memecah keheningan malam, teramplifikasi lewat mic Shure SM7B mahalnya. Lampu LED ungu dan biru berpendar di belakangnya, menciptakan siluet dramatis. Di layar OBS, angka viewers merangkak naik dengan agresif ke angka 5.000. Notifikasi donasi mulai masuk bertubi-tubi, suara koin digital beraduk dengan musik intro lo-fi hiphop.

Saweria - Rp 10.000 dari BocilEpEp: Bang, beneran berani main Night Shift? Katanya terkutuk bang!

"Terkutuk pala lu peyang," Nicky tertawa meremehkan sambil membuka kaleng minuman berkarbonasi. "Ini cuma sekumpulan coding C++ sama aset 3D gratisan, Dek. Gak usah lebay. Kita liat seberapa 'serem' game yang bikin si Kris ngompol di celana tadi sore."

Mouse Logitech G Pro Superlight di tangan kanannya bergerak lincah. Kursor mengklik ikon mata berdarah di desktop.

NIGHT SHIFT: THE SILENT HOUR PRESS ANY KEY TO START

Game dimulai. Layar monitor Nicky berubah menjadi grainy. Efek filter bodycam yang hiper-realistis membuat perspektif visual sedikit melengkung di pinggir, persis seperti melihat lewat lensa kamera GoPro yang dipakai di dada.

Nicky masuk ke lobi fasilitas rehabilitasi tua itu. Gelap. Sepi. Suara tetesan air terdengar surround di headphone Sennheiser-nya.

"Oke, grafik lumayan lah," komentar Nicky, matanya memindai frame rate di pojok kiri atas. "Stabil di 144 fps. Tapi movement-nya agak berat kayak bawa karung beras. Dev-nya ngantuk nih ngoding physics-nya."

Menit ke-30. Hantu pertama muncul.

Sosok wanita berbaju pasien, basah kuyup, rambut menutupi wajah, berdiri mematung di ujung lorong bangsal B. Suara tangisan lirih mulai terdengar, makin lama makin nyaring.

Kolom chat meledak seketika. BELAKANG BANG! ITU DI DEPAN! LARI BANG LARI! JUMPSCARE INCOMING!

Nicky malah mendengus. Dia tidak berhenti. Dia tidak bersembunyi. Dia justru melakukan teknik strafe-jump—lari sambil loncat miring—untuk mempercepat momentum karakter.

"Minggir anjing, ngalangin jalan aje lu setan gabut!" teriak Nicky saat karakternya menabrak hitbox hantu itu.

Layar berkedip merah sedikit, tanda sanity turun. Hantunya menjerit, tapi Nicky sudah melewatinya. Dia masuk ke ruang administrasi, membuka laci dengan cepat. Klik, klik, klik.

"Nangis mulu, kunci gue mana?! Dasar NPC useless!" omelnya. "Nah, dapet. Bye setan!"

Nicky tertawa puas. Tanpa dia sadari, dia sedang mengeksploitasi mekanik utama game ini: The Ignorance System. Hantu di Night Shift didesain untuk memangsa rasa takut. Semakin pemain pelan, semakin pemain "investigasi", semakin agresif hantunya. Nicky? Dia memperlakukan hantu itu seperti tong sampah di pinggir jalan—objek mati yang cuma perlu dihindari biar nggak nyangkut.

Sabtu, 09:00 WIB. Fase Akhir: The Grind.

Matahari Sabtu pagi sudah tinggi, tapi kamar Nicky masih gelap gulita. Hanya cahaya monitor yang menerangi wajahnya yang kini terlihat lebih tirus dan berminyak. Matanya merah, pembuluh darah pecah karena kurang tidur.

Di Discord, Johan dan Andhika juga sudah live.

XshooterX (Andhika): Gue nyangkut di puzzle generator, Nick. Sialan, RNG-nya busuk banget. NickyGG: Skill issue, Bang. Gue udah di Chapter 9. Liat nih gue skip cutscene pake glitch nembus tembok.

Nicky kembali fokus ke gamenya. Sesi pagi ini jauh lebih intens. Lorong-lorong rumah sakit mulai berubah bentuk secara acak. Looping. Tapi Nicky, dengan insting speedrunner-nya, melihat pola di balik kekacauan itu.

"Kanan, Kiri, Lurus... abaikan suara bayi nangis... jangan liat cermin..." Nicky bergumam seperti mantra. Jari-jarinya menari di atas keyboard WASD dengan presisi mesin.

Dia melewatkan semua catatan lore. Dia tidak membaca satu pun dokumen tentang siapa pasien itu, atau kenapa tempat ini dikutuk. Bagi Nicky, text adalah musuh kecepatan.

Lihat selengkapnya