Night Shift: The Silent Hour

R. Rusandhy
Chapter #11

BAB 10: THE FINAL RUN

Sabtu, 20:23 WIB Warnet "CyberNet", Jalan Hayam Wuruk

"Jalan dong, anjing! Jalaaaaan!"

Nicky memukul meja PC nomor 13 dengan sisa tenaganya. Monitor LCD cembung di depannya bergetar.

Di layar, progress bar YouTube itu seolah mengejeknya.

[UPLOADING: 42%...] [ESTIMATED TIME: 4 MINUTES]

Empat menit.

Nicky melirik jam digital di pojok kanan bawah layar.

20:23:15

Dia punya waktu kurang dari lima menit sebelum jarum jam menyentuh angka keramat 20:28.

Deadline kematiannya.

"Mas! Ini kok ngelag parah?!" teriak Nicky ke arah meja operator.

Tapi tidak ada jawaban. Operator warnet tadi sudah lari terbirit-birit keluar.

Kenapa? Karena warnet itu sekarang sudah berubah jadi rumah hantu.

Satu per satu PC di ruangan itu mulai bertingkah. Layar-layar monitor tetangga yang tadinya menampilkan Valorant, Dota, atau situs judi slot, tiba-tiba berubah menjadi statis hitam-putih. Suara speaker yang tadinya bising oleh teriakan bocil, kini berganti menjadi suara dengung high-pitch yang menyakitkan telinga.

Ngiung......

Anak-anak warnet sudah kabur berhamburan lima menit lalu sambil teriak-teriak "Setan! Ada setan!".

Sekarang, di ruangan seluas 8x10 meter itu, cuma tersisa Nicky dan Kate.

"Nick..." panggil Kate. Suaranya gemetar hebat.

Nicky menoleh. Kate sedang berjongkok di bawah meja, kedua tangannya memegangi stopkontak (colokan listrik) PC Nicky.

"Colokannya... panas banget, Nick," rintih Kate.

Nicky melihat ke bawah. Stopkontak itu memercikkan bunga api biru. Plastiknya mulai meleleh. Kabel hitam itu bergerak-gerak sendiri seperti cacing kepanasan, mencoba mencabut dirinya sendiri dari dinding.

Rika sedang mencoba memutus aliran listrik.

"Tahan, Kate! Demi Tuhan jangan dilepas!" teriak Nicky. "Kalau PC mati, kita wiped out! Ulang dari nol!"

"Panas!" jerit Kate, air matanya meleleh. "Tanganku kayak kebakar!"

"Lo Anchor-nya! Lo kuat!" Nicky kembali fokus ke layar.

[UPLOADING: 68%...]

Tiba-tiba, kursor mouse Nicky macet.

Nicky menggeser mouse logitech murah itu dengan panik. Tidak gerak. Lampu sensor optiknya mati.

Hardware Failure.

"Bangsat! Mouse-nya dimatiin!"

Nicky tidak kehabisan akal. Dia membuang mouse itu ke lantai. Jarinya langsung menari di atas keyboard.

Tab. Tab. Tab.

Dia menggunakan navigasi keyboard untuk menyorot tombol-tombol di layar. Dia hafal shortcut Windows di luar kepala.

Tapi Rika tidak tinggal diam.

Di layar monitor, sebuah jendela pop-up muncul. Bukan pesan error Windows biasa.

[CANCEL UPLOAD?] [YES] [YES]

Dua-duanya pilihan YES. Kursor seleksi otomatis mengarah ke sana.

"Licik lo, setan!"

Nicky menahan tombol Esc sekuat tenaga, tapi pop-up itu muncul lagi dan lagi. Ratusan pop-up menutupi layar, menghalangi progress bar.

20:25 WIB.

Tiga menit lagi.

"Hihihi..."

Suara tawa itu terdengar jelas. Bukan dari headset. Tapi dari atas kepala Nicky.

Lihat selengkapnya