Jam dinding menunjukkan jam 8 malam, waktunya untuk Priska menghentikan segala pekerjaan dan beranjak tidur agar bisa bangun tepat waktu besok pagi.
Tapi bukannya terlelap Priska justru sangat terjaga dari tidurnya matanya tak merasa kantuk sedikitpun, sehingga dia merasa gelisah.
"Kok aku gak bisa tidur, yah?" Gumannya dalam hati.
"Gini banget ya ternyata jadi janda, gak kerasa udah 5 tahun aku hidup sendiri? mana gak ada pacar atau kawan ngobrol lagi, apa aku ikuti aja ya saran dari Ajeng ? kalau tiap hari kayak gini, bisa gila aku."
"Punya laki tapi diceraiin, aku sih salah cari pasangan, seandainya aku gak langsung iyain pas dia lamar aku pasti aku gak bakal jadi janda sekarang ini."
"Apa mungkin aku ini perempuan yang membosankan? atau emang dia aja yang gak cukup sama 1 perempuan, ya dia la ya toh aku selama ini gak neko-neko sebagi istri aku hormati dia sebagai suami, aku layani dia sebagai mana mestinya, aku gak pernah bantah ucapannya, apapun itu." Gumannya dalam hati sembari berjalan ke depan kaca besar di depan kasur, kaca yang berlapis emas nan besar yang sangat lebar.
" Apa masih ada lelaki yang mau sama aku? yang terima aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku? bukan karena harta atau niat yang gak baik kepadaku? "
"Ya...Allah seandainya kau berkehendak aku Mohon pertemukanlah aku dengan lelaki yang baik buatku, yang menerima anakku dan yang tulus juga tidak tukang selingkuh, Amin." Ucap Priska dalam hati.
"Aku iri lihat Ajeng dan karyawan di kantor ku yang selalu di antar jemput suaminya saat pergi dan pulang kerja, ditemani tidur tiap malam, didengerin curhat nya, masa aku kalah sama karyawanku aku kan bos!"
Priska terus bergumam dalam hati sampai tak sadar akhirnya di tertidur dalam kegelisahan.