Tak ada kesulitan berarti saat Nilam mulai bergabung dengan jajaran tim Satria Raja. Dirinya bisa memahami alur kerja hanya dalam dua hari. Hari ini, hari ketiga Nilam berkantor di Plaza Indonesia Office Tower, tempat Satria Raja berkantor. Jeda makan siang menjadi waktu yang paling ditunggu Nilam, bukan karena lapar, melainkan karena inilah kesempatan pertamanya bertemu langsung dengan Satria.
Seharusnya pertemuan ini hanya formalitas saja, mengingat Wisnu, sekretaris pribadi Satria yang cekatan, sudah menangani hampir semua urusan. Namun, ada getaran aneh dalam diri Nilam, firasat yang tak bisa ia abaikan, bahwa pertemuan ini akan lebih dari sekadar perkenalan biasa.
"Mbak Nilam, mulai minggu depan pegang semua jadwal kegiatan Bapak. Ini daftar kegiatannya. Bapak bilang, pekan ini Mbak Nilam bisa beradaptasi dulu di sini sekaligus mempelajari dokumen-dokumen yang nanti akan dikirim ke meja Mbak Nilam," ucap Wisnu di hari pertama Nilam masuk kantor.
Wisnu, pemuda pendiam dengan kacamata tebal namun memiliki memori tajam dan selalu selangkah di depan dalam hal administrasi, awalnya memanggilnya "Ibu" sebagai bentuk penghormatan. Namun, Nilam keberatan.
Usia mereka hanya berjarak 3 tahun saja, dan sebagai orang yang lebih tua, Nilam meminta Wisnu memanggilnya dengan sebutan "Mbak". Interaksi awal ini menegaskan sisi praktis dan rendah hati Nilam, ia tak suka basa-basi yang tak perlu.
Sambil menunggu jam makan siang, Nilam kembali menelusuri berbagai pemberitaan tentang Satria. Baru beberapa hari lalu ia mempelajari secara lebih dalam tentang sepak terjang politikus muda itu. Belum ada kesempatan yang mempertemukan mereka secara langsung sebelumnya.
Sebelum memutuskan bergabung, Nilam mencoba mencari tahu kehidupan Satria di belakang sorotan kamera, namun hasilnya nihil. Satria termasuk politisi muda dengan masa lalu yang bersih. Sebuah "kebersihan" yang justru membuat intuisi Nilam berteriak waspada.
Lelaki yang tahun ini memasuki usia tiga puluh delapan tahun itu menikah dengan Badiah Dayana Mia. Putri bungsu Sudjono, seorang konglomerat pemilik raksasa bisnis media, tambang, dan bisnis lain yang menggurita namun tak terendus media.
Mia sendiri memiliki karir mentereng sebagai model dan aktris papan atas tanah air sejak usia belasan. Tak ada gosip miring tentang kehidupan pribadi Mia. Semuanya berjalan laksana skenario hidup impian banyak orang. Namun, ada sesuatu yang mengganjal Nilam, bau amis yang samar di balik kesempurnaan itu. Kabar pernikahan Mia dan Satria pun menggemparkan pemberitaan untuk waktu yang cukup lama.
Nilam menyimpulkan, pasti ada peran penting sang mertua, Sudjono, yang membuat semua pemberitaan tentang Satria sangat bersih. Latar belakang Satria sendiri tidak kalah mentereng.
Ayahnya, Nasrullah Abdullah, adalah bupati satu periode dan gubernur dua periode di salah satu provinsi yang kaya dengan hasil tambangnya. Rekam jejak Nasrullah yang sangat bagus di mata masyarakat membuat kepopuleran Satria turut meroket. Jalannya menuju kursi bupati bisa dibilang semulus jalan tol.
Pada umur tiga puluh empat tahun, Satria sudah masuk Senayan, menjadi anggota dewan dengan kemenangan telak di daerahnya. Tak lama berselang, beberapa media sibuk menampilkan liputan tentang Satria yang menikah dengan Mia. Pasangan sempurna meski memiliki dunia yang berbeda, kepopuleran mereka seakan saling melengkapi dalam karier masing-masing.
Nilam bergabung di tahun ketiga Satria menjabat sebagai anggota dewan perwakilan rakyat pusat. Tiga tahun di Senayan, dilewati Satria dengan sangat baik. Media sosialnya selalu aktif merespons suara masyarakat. Para relawan yang tergabung dalam Ksatria Rakyat, bahu membahu membantu masyarakat terutama di bidang kesehatan dan pendidikan, membidik generasi muda untuk menjadi penerus bangsa. Semua terlihat begitu sempurna di permukaan.
Namun, jauh di dasar hatinya, masih tersisa perasaan marah dan tidak terima. Nilam tak habis pikir, kenapa Tumpal begitu keras melarang dia terlibat dengan keluarga Sudjono.
Bukan tanpa alasan jika akhirnya Nilam menerima tawaran dari Wisnu untuk menjadi staf ahli Satria. Ia melihat ada sedikit celah yang bisa dia masuki untuk menelisik lebih jauh ke dalam gurita bisnis Sudjono.