Ningeko

Hendrick Kaisar
Chapter #1

Garis 3 meter

1, Garis Tiga Meter.

Seseorang! Tolong bantu dia!”

“Aku akan memanggil ambulans!”

Sayup-sayup suara tertangkap telingaku. Dari nada bicaranya, mereka terdengar sangat panik. Namun, aku tak mampu berbuat apa-apa. Tubuhku sangat sulit digerakkan, seakan kehilangan kekuatan sepenuhnya. Tak hanya itu, aku merasakan sakit menjalar ke sekujur tubuh. Tiba-tiba sebutir air hujan jatuh menetes tepat di atas kepalaku, diiringi butiran-butiran air hujan yang lain.

Ah, aku ingat semuanya. Sebuah truk menabrakku saat hendak menyebrang. Bodoh sekali supir sialan itu! Kenapa dia tak menginjak rem saat akan menabrakku?! Apa dia buta, atau tak bisa berkendara?! Kan lmpunya sudah berwarna merah. Namun, aku hanya bisa terbaring lemas di atas aspal, tak mampu berbuat apa-apa. Darahku mengalir, terdapat darah juga di roda truk itu. Membuat garis sepanjang tiga meter di aspal.

“Sial, sakit banget!” Gumamku pelan. Namun, tak ada seorang pun yang mendengarnya sama sekali. Mereka hanya mengerumuniku layaknya gerombolan burung bangkai yang melihat gumpalan daging segar. Bagi mereka, aku tak lebih dari seorang aktor yang memerankan peran seseorang sedang sekarat. Aku hanya bisa terbaring di tengah kerumunan, menahan rasa sakit di sekujur tubuhku.

Oh iya, aku lupa mengenalkan diri. Namaku Masayuki Homura, pria berusia 22 tahun dan lulusan baru di Universitas Deltacon, jurusan Keperawatan Luka. Hari ini seharusnya aku pergi ke kantor sebagai karyawan baru di ruang Rawat Inap. Namun, nyatanya kini aku telah menjadi korban kecelakaan.

Sungguh tragis. Hidup ini sungguh tidak adil. Aku benci Tuhan! Mengapa Kau selalu membuatku menderita? Tak bisakah Kau membuatku bahagia, walau hanya sebentar saja?

“Cih! Orang-orang itu…, aku masih mendengar suara mereka. Aku muak melihat mereka yang hanya mampu memberikan tatapan iba, tanpa menyadari apa yang kurasakan saat ini. Hatiku muak, karena diperlakukan layaknya boneka usang yang tercampakkan begitu saja!”

Tak terasa pandanganku perlahan mulai kabur. Tubuhku…, aku benar-benar tak kuat lagi menahan semua rasa sakit ini! Ah, apa mungkin kematianku sudah semakin dekat? Sedikit demi sedikit mataku mulai terpejam, hingga semuanya kini menjadi gelap.

*

Di tengah penglihatanku yang serba hitam, terdengar suara seorang gadis dengan suara yang kaku. Seketika beberapa pertanyaan menghujam pikiranku: Hah? Suara seorang gadis? Serius? Apakah aku masuk ke rumah sakit? Apakah dia seorang perawat yang sedang memantau perkembangan keadaanku?

Namun, aku tidak bisa melihatnya sama sekali…. Terlalu gelap….

Tiba-tiba terdapat cahaya di kejauhan. Tunggu, itu cahaya! Apakah aku masih hidup?!

Aku berlari menuju cahaya tersebut. Haha! Aku bisa melihatnya! Akhirnya! Tiga jam setiap hari untuk belajar tidak sia-sia! Teman-teman baruku, tunggu aku!

“Ugh!” Tiba-tiba, aku terbangun di atas tempat tidur yang sangat besar. “Aku…, telah hidup kembali?”

Aku terdiam. Secara tiba-tiba aku terbangun di sebuah kamar tidur besar, dipenuhi dengan warna emas. Di sebelah kananku, terdapat tirai besar berwarna merah. Lalu di sebelah kiri, ada sebuah meja yang penuh dengan obat-obatan. Jendela dari sisi kiriku menyinari ruanganku. Cahaya itu mengarah ke kasurku.

“Di mana aku?” Aku melihat sekeliling, namun tak ada siapa-siapa.Sungguh, ini adalah kamar tidur terbesar yang pernah kulihat. Mungkin ukuran ruangan ini sama dengan apartement kecilku di Jepang.

“Ugh, kepalaku sangat sakit!” Aku memegang kepalaku. Tunggu, Ada…, perban? “Tunggu, Tubuhku menjadi lebih kecil? Hah?!” Sepertinya, diriku berubah menjadi seorang anak laki-laki berusia 12 tahun! “Apakah aku…, terlahir kembali?”

Lihat selengkapnya