Ningeko

Hendrick Kaisar
Chapter #3

Hampir menjadi budak?!

3, HAMPIR MENJADI BUDAK

Ugh! Sorot cahaya menyinari mataku, membuatku terbangun. Aku mendapati diriku ada di dalam sebuah penjara kecil yang hanya memuat satu orang, dan kedua tanganku terborgol. Tidak hanya satu, namun sel-sel kecil berjejer di samping dan depanku juga. Sekilas aku teringat kejadian sebelumnya, di mana ada seseorang yang membiusku saat akan pulang dari pasar. Gah! Sepertinya ada seseorang yang sedang menculik dan membawaku ke tempat antah berantah! Sial!

Aku melihat sesosok manusia kucing laki-laki berkulit hitam kecoklatan, yang sepertinya seumuran denganku, di ruang penjara depan ruangku. Kedua tangannya terborgol, sama sepertiku. Sepertinya dia masih tak sadarkan diri. Lalu kualihkan pandangan ke sel di sebelahku, dan menemukan manusia kucing laki-laki lain yang berkulit putih. Dia juga masih tak sadarkan diri dengan tangan yang terborgol.

Tidak ingin membangunkan mereka, aku mengalihkan perhatianku untuk memeriksa ke arah jendela di ruang selku. Aku hanya menemukan rembulan berselimut oleh langit gelap di luar sana. Duh, sudah berapa lama aku tertidur?!

"Ugh .... Aku ..., aku ada di mana?"

Telingaku menangkap suara seorang Ningeko berkulit hitam dengan rambut panjang hitam sebahu dari sel di depanku. Oh, sadar juga kau rupanya! "Hei ..., hei. Apa kau sudah sadar?" tanyaku untuk memastikan, namun dengan nada pelan.

Ningeko berwrna hitam itu tak menjawab. Dia terlihat ketakutan saat mendapati kedua tangannya terborgol dan berada di dalam sebuah kerangkeng besi. "Ini ..., ini di mana?! Seseorang ..., seseorang …, tolong aku!" teriaknya histeris.

"Oi ..., oi ..., oooi .... Jangan berisik! Nanti kau akan menarik perhatian orang-orang ke sini," ucapku dengan nada pelan.

Manusia kucing hitam itu seketika diam dan menangis terisak. Sementara itu di sel sebelah, ada Ningeko berkulit putih berambut panjang se-pinggang yang sepertinya seumuran denganku juga ikut terbangun. Setelah memeriksa keadaan dan mendapati dirinya terpenjara dengan kedua tangan yang terborgol, dia hanya mengumpat kesal. "Cih! Kenapa bisa aku ada di sini?! Lihat saja, akan kuhajar siapa yang berani macam-macam denganku!" Kurasa kejadian ini terjdi hanya selang beberapa jam.

"Oi ..., oi ..., kalian berdua. Tenanglah!" ucapku untuk menenangkan keadaan. Kemudian dua manusia kucing itu menatapku, lalu Ningeko putih pun berujar kesal.

"Apa kau bodoh?! Bagaimana mungkin aku bisa tenang terpenjara seperti ini?!" Ucap si Putih dengan gigi taringnya yang keluar.

Aku hanya menghela napas panjang. Sumpah, aku benar-benar ingin menghajar wajah bocah kucing putih ini! Gelagatnya yang sok jagoan membuatku muak! Namun, aku tidak boleh terpancing agar situasi tidak semakin kacau. Setelah perasaanku sedikit lebih tenang, aku kembali berkata, "Kalian berdua, jangan banyak bicara. Siapa tahu salah satu dari penculik itu datang dan menghajar kita."

Seketika mereka diam. Kucing berkulit hitam itu hanya menyeka air matanya, sementara yang putih hanya menggeram penuh amarah. Aku hanya mengatur napasku yang tak beraturan untuk menenangkan pikiran. Di tengah situasi genting seperti ini, keadaan akan semakin rumit jika menghadapinya tidak dengan kepala dingin. Aku menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, dan merasa pikiranku sudah sedikit jernih.

"Ngomong-ngomong, apa aku boleh tahu nama kalian?" tanyaku mencoba untuk mencairkan suasana.

"Diamond," jawab manusia kucing putih itu singkat, namun dengan nada angkuh.

Grr! Jika saja bisa bebas dari sini, aku akan menghajar mukamu itu. Dasar kau Diamond! Namun, aku tak mau membuat keadaan semakin kacau, dan memutuskan untuk diam saja. Aku menoleh ke arah kucing berkulit hitam lalu bertanya, "Kalau kau, siapa namamu?"

"Ku—Kuro ...," jawabnya lemah dan sedikit terisak.

"Diamond dan Kuro, ya ...?" gumamku pelan sembari mengangguk. Lalu aku menambahkan, "Kenalkan, aku adalah Diego Von Deen."

Seketika Diamond membelalakkan kedua mata dan membuka lebar mulutnya. Dia seolah tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. "Apa, Von Deen?! Jangan bilang kalau kau ..., kau ini putra dari Yang Mulia Hendrick Von Deen?!"

Aku mengangguk pelan lalu menyeringai lebar pada Diamond. Heh! Aku sama sekali tak tahan ingin tertawa saat melihat reaksimu itu. Kau kira, aku ini hanya orang biasa, hah?! Maaf saja, tapi aku berasal dari keluarga kerajaan. Kalau mau, aku bisa saja menyeretmu ke penjara istana dan membiarkanmu membusuk di sana! Dasar bocah sok jagoan!

Lihat selengkapnya