Sejak saat itu, kini Arya sering menemui Nira di panti. Tak hanya Nira, tapi juga dengan anak-anak panti lainnya. Bermain, menghibur dan membagikan jajanan pada mereka. Cokelat yang pernah ia janjikan pada Nira, untuk membawa satu kerdus buat anak-anak panti. Membuat mereka cukup senang dan lebih mengenal sosok Arya.
Setiap kedatangannya di panti, justru di sambut oleh anak-anak kecil yang ingin bermanja ria. Ada yang minta gendong di punggungnya, ada yang menarik-narik tangannya untuk diajak bermain, bernyanyi dan sebagainya.
"Kak Arya datang! kak Arya datang!" seru salah satu anak.
"Horeee ... kak Arya datang!" teriak salah satu anak lainnya. Kehebohan mulai muncul, ramai dan riuh.
Mendengar Arya datang siang itu, Nira segera keluar menemui Arya. Mereka semua baru mau pergi setelah Arya membagikan jajanan buat mereka. Nira tersenyum senang melihatnya, Arya bisa memberikan kasih sayang seorang "kakak" bagi mereka. Bahkan dengan tulus selain niatnya untuk bisa sering bertemu Nira.
"Jangan terlalu sering membagikan jajanan buat mereka! Ntar mereka jadi kebiasaan lhoh!" ujar Nira pada Arya, lalu mereka duduk berdua di taman.
"Ahh, nggak. Aku kan kesini paling seminggu sekali. Jadi nggak masalah jika aku ngasih jajanan buat mereka," tutur Arya.
"Terserah kakak deh!"
Semenjak Arya menunjukkan perhatiannya pada Nira, Nira pun mulai sedikit demi sedikit merubah sikapnya. Yang awalnya cuek, tomboy, norak dan kasar. Kini, ia sedikit lebih feminim.
Membuat Vano sedikit heran. Ia kini sering melihat Nira senyum-senyum sendiri tanpa sebab. Kehadiran Arya telah merubah suasana hatinya, sebagai penghiburnya pengganti Nesha.
Kala itu, di suatu siang ... Vano menemui Nira di halaman panti. "Nungguin siapa, jam segini cantik amat?" tanya Vano sedikit penasaran pada Nira yang sudah tampak rapi tak seperti biasanya.
"Emang, kalo cantik harusnya jam berapa?" jawab Nira dengan malas.
"Hehe ... ya maksudku nggak biasanya dandan seperti ini, ada yang ditungguin nona?" lanjut Vano.
"Bukan urusan situ ya, om Vano yang gembuuul!" Nira makin gemes.
"Koq OM sih? kan aku belum setua itu?" jawab Vano protes.
Mobil Arya datang, ia telah berjanji untuk mengajak Nira untuk berjalan-jalan.
"Yaah, sudah kutebak! Pasti dia lagi," Vano menjawab sambil melirik ke arah mobil Arya.
"Yaudah deh, daripada disini berlama-lama bikin mood boost aku jadi terjun bebas, mendingan aku pergi aja sama kakak ganteng. Uuppsss ... daaaq om Vano ...."
"Sekali lagi panggil Om, awas kamu Nira! Hei, udah ijin ibu panti belom?" teriak Vano.
"Sudah dong!" Seru Nira sambil masuk ke mobil Arya.