Niskala

Gloria Pitaloka
Chapter #3

Dimangsa atau Memangsa?



Niskala berdiri di depan pintu kamar, merapikan blazer hitamnya, "Aku tenang dan bisa." Sambil membusungkan dada ia melangkah dengan tergesa. 



"Tu-tunggu!" Niskala berteriak ketika pintu lift menuju lantai 30 tempat anak-anak baru akan menjalani masa orientasi mahasiswa baru hendak tertutup. Ia terengah-engah ia memasuki liftnya. Huft, untung saja belum terlambat! Jika tidak, bagaimana cara memakai lift saja aku belum tahu, batinnya. 



Niskala merapikan dandanan di dalam dinding lift yang beningnya seperti kaca. Setelah melenggak-lenggok dan tersenyum-senyum sendiri mengagumi penampilannya yang bak seorang pegawai kantoran. Hmm, baru mahasiswa baru saja, seragamnya sudah seperti ini. Bagaimana nanti kalau sudah jadi karyawan kantoran beneran, pikirnya. Matanya menerawang membayangkan masa depan yang akan digelutinya nanti. 




"Ehem!" Deheman seseorang tepat belakangnya mengagetkan Niskala. Gadis itu tak habis pikir kenapa bisa melupakan kalau di dalam lift masih ada orang selain dirinya. Dengan cepat ia menggeser tubuhnya ke samping. 


Menyadari ada orang lain di dalam lift, muka Niskala langsung bersemu merah. "Malunyaaa! Tuhan, buat aku menghilang dari sini!" batin gadis itu. Tubuh gadis itu pun menciut seolah-olah ingin menyelamatkan mukanya. Namun, harga diri tinggi mengalahkan rasa malu. Niskala membusungkan dadanya dan mengangkat dagunya.

"Mahasiswi baru, ya?" tanya lelaki itu dengan suara berat. Niskala memandang dengan ragu. Lelaki itu mengenakan celana dan pakaian yang sangat rapi. Bukan seragam hitam putih seperti dirinya, tetapi stelan jas yang terlihat sangat bagus. Rambutnya tersisir rapi, wajahnya sangat rupawan. 



"I, iya. Pak," angguk Niskala. 



"Siapa namamu?" 



Niskala menatap ragu. Dia heran, apa keperluan lelaki itu. Mereka baru saja bertemu di dalam lift sudah berani menanyakan namanya. Siapakah orang ini? Apakah tidak akan menjadi masalah jika ia menyebutkan namanya. 



"Tenang saja, ada pepatah menyebutkan, tak kenal maka tak sayang. Dalam dunia bisnis, relasi adalah peluang. Maka, berkenalanlah agar semakin banyak relasimu. Saya Deevanno Andrean Ganendra."



Wow. Niskala berdecak kagum. Matanya membulat dan sinarnya menyala. Apakah dia dosen? Ilmunya sungguh terdengar intelek! Pertemuan pertama sudah mengesankan! 


Lihat selengkapnya