No Matter What You Are

Adristia Kusumo P
Chapter #2

BAB 1

Seorang Siswi dengan menggunakan seragam dan atribut yang rapih sedang berjalan memasuki gerbang Sekolah. Lalu dia melihat dari kejauhan, Seseorang dengan rambut yang badai dan sedikit berantakan seragamnya sedang berjalan. Dia langsung mengetahui seseorang tersebut dan begegas menuju kearah si rambut yang badai itu. Kemudian merangkul serta memanggilnya “Ren, ke kelasnya bareng dong!”, seru siswi itu. “Bisa gak sih, gausah ngagetin gue frey”, Jawab Renata dengan wajah kesal. Sementara Freya hanya menjawab dengan senyuman saja. Selama perjalanan menuju kelas beberapa Siswa seperti sedang melihat kearah mereka, seolah-olah terpesona. Itu hal yang wajar karena mereka memang populer di Sekolah.

Sampainya di Kelas mereka duduk di tempat masing-masing. Lalu bel masuk berbunyi dan seorang Guru memasuki Kelas mereka. Dengan suara yang tegas Guru mengatakan “Tolong semuanya saya minta kumpulkan tugas Minggu lalu”. Tetapi Renata dengan jujur dan santai mengatakan “Bu, maaf saya belum mengerjakan tugasnya karena lupa”. “kamu diam saja saya sudah tahu karena ini bukan yang pertama kalinya. Tapi untuk kali ini kamu harus saya hukum, dan saya menyarankan kamu lebih rajin lagi, sayang otak pintar kamu tidak di asah”, jawab guru tersebut. “Terima kasih atas sarannya, dan hukumannya apa ya bu?”, tanya Renata dengan sedikit tersenyum. “Bawa buku tugas kamu, lalu kamu kerjakan di luar kelas dan setelah selesai mengerjakannya kamu tunggu di luar sampai bel istirahat berbunyi”, jawab Guru tersebut. Renata hanya menjawab dengan kepergian dia di hadapan Guru tersebut. Sementara Freya hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan sahabatnya itu.

Bel istirahat berbunyi. Renata masuk kelas dan langsung menaruh buku PR ke atas mejanya. Sedangkan dikelas sudah ada Alyta dan Jeni yang sedang mengobrol dengan Freya. Jeni yang melihat Renata sudah kembali ke kelas, lalu mengajaknya ke kantin bersama Freya dan Alyta, “Ren. Kantin yuk. Gue udah lapar nih…soalnya pelajaran tadi nguras pikiran gue banget”. “lo emang laper mulu kan”, sahut Freya. sementara Alyta hanya tertawa saja sambil menuju ke meja Renata. Lalu Renata langsung mengambil bekalnya yang bisa dibagi untuk sahabatnya, karena dia memang sengaja membawa cukup banyak dan mereka keluar dari kelas. Selama perjalanan menuju kantin sudah terlihat yang paling tidak menaati peraturan adalah Renata dari mulai tidak pakai dasi, seragam berantakan, sampai memakai kaos kaki yang kurang dari semata kaki, walaupun sebenarnya dia tidak cocok dengan gayanya itu karena wajahnya yang imut dan dia anak yang baik sebenarnya, dan juga suka memberi ide-ide yang kreatifnya kepada acara di Sekolah, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau dia memang suka mencari masalah dengan Guru-guru.

Di kantin, Jeni sudah menunggu bekal Renata dibuka karena sudah tidak sabar untuk memintanya. Renata yang sudah terbiasa melihat Jeni seperti itu, lalu memerintahkan Jeni saja yang membukanya, “Nih, buka aja bekel gue Jen, jangan cuman ngeliatain doang”.  Dengan wajah yang gembira Jeni menjawab, “Dengan senang hati pastinya Ren”. Dan dibarengi  dengan tertawa sahabat yang lain, lalu Freya yang baru saja datang dengan piring yang berisi siomay mengatakan, “Kalo gue boleh jujur Ren, gue sebenernya suka iri tau sama lo”. Renata dengan wajab bingung menanyakan, “Kenapa lo tiba-tiba Iri sama gue?”. “Ya. Enak aja gitu setiap hari di bawain bekal sama orang tua lo. Coba gue, cuman dibawain uang saku, udah gitu bosen lagi sama menu yang ada di Kantin cuman gini-gini doang”, jawab Freya dengan wajah penuh Drama. Jeni menjawab, “Yaudah, besok-besok minta nyokap lo buatin bekal buat lo, tapi sama kaya Renata yang banyak… biar gue bisa minta haha…”. “Enak aja lo, gue aja minta dibawain bekal sama nyokap aja gak sempat”, jawab Freya dengan sebal. Dan mereka tertawa-tawa sembari makan.

Lihat selengkapnya