No Matter What You Are

Adristia Kusumo P
Chapter #6

BAB 5

Di Kamar. Renata berada di meja belajarnya dan sedang melihat ke arah bulan dengan tatapan kosong. Dia ternyata sedang memikirkan perkataan Theo tadi sore. “Gak mau mencoba karena takut pada akhirnya menyakitkan? Hmm..kalau nanti kenyatannya seperti itu gimana?”, kata Renata yang berbicara pada diri sendiri. Terdiam sejenak Renata. “Tapi kalau mau selalu berfikir positif dan berani melawan pasti keajaiban datang”, tambah Renata. kemudian Renata termenung, memikirkan arti dari kata-kata tersebut. Tak lama kemudian mata Renata membesar seperti menemukan sesuatu dan berkata. “Kayanya gue harus berani kasih tahu ke Theo apa yang menyebabkan gue sering kaya gitu kalau ada Ben. lagi pula gue udah gak bisa nutupin apa yang terjadi tadi sore. Itu bisa jadi langkah awal gue untuk keluar dari zona ini”, tapi sedetik kemudian Renata berubah pikiran, “Aduh.. gak mungkin kayanya gue kasih tahu Theo deh soal gue ini, jelasinnya juga pasti susah”. kata Renata dengan wajah yang cemas. Kemudian Renata berpindah tempat ke ranjangnya dan memutuskan untuk tidur. “Mending gue tidur dulu, terserah besok mau gimana hasilnya”.

           Paginya di Kelas, terlihat Renata sedang melamun oleh Freya yang masih menggendong tas ranselnya dari pintu Kelas. Kemudian Freya menaruh tasnya di kursinya namun Renata belum menyadari juga kalau sahabatnya sudah datang. Freya yang bingung dengan sikap Renata yang aneh pada akhirnya keluar untuk mengajak Jeni ke Kelasnya . sampainya mereka berdua di depan pintu Freya memberi tahu ke Jeni apa yang di lihat. “Jen, lihat deh sahabat lo dari gue datang sampai gue taruh tas dan keluar buat ngajak lo ke sini dia tetap kaya gitu. Dia aja gak sadar gue datang Jen”, kata Freya. “Lo gak coba negur?”, tanya Jeni. “Tadinya gue juga ada kepikiran kaya gitu, tapi setelah gue amatin lagi dia bener-bener serius, kaya lagi mikirin sesuatu. Jadinya ga jadi, takut ganggu soalnya”, jawab Freya. “Apa yang membuat dia jadi kaya gitu ya?”, tanya Jeni. namun secara tiba-tiba dari arah belakang ada Zico bertanya, “Lagi ngapain diam doang di sini?”. Sontak membuat Jeni dan Freya kaget namun mereka bisa menahan agar tidak sampai teriak, kerena takutnya kalau mereka teriak akan membuat Renata tersadar dari lamunannya tersebut. “Sorry-sorry gak maksud buat ngagetin kalian”, kata zico. “Tapi kita udah keburu kaget”, kata Freya. Melihat Theo ada di sampinya Zico akhirnya Jeni menariknya dan mengatakan, “Theo, liat ke dalam Kelas deh. Menurut lo apa yang membuat Renata bisa gitu?”. “Iya, dia soalnya baru kali ini kelakuannya aneh. Biasanya dia jam segini lagi ketawa-ketawa”, tambah Freya. Theo yang kiri kananya diapit oleh Freya dan Jeni melirik ke mereka secara berurutan kemudian baru mengatakan, “Apa hubungannya sama gue? Bukannya kalian yang harus lebih tahu?”, jawab Theo. “Tapi, akhir-akhir ini lebih sering sama lo, mungkin aja o tahu penyebabnya”, kata Freya. “Coba perhatiin dulu”, tambah Jeni. Akhirnya Theo memperhatikan Renata dari pintu Kelas, setelah memperhatikan Renata kurang dari semenit sepertinya Theo tahu kenapa Renata seperti itu. Namun dia tidak mau memberi tahukan kepada sahabatnya, karena dia tidak berhak menceritakan masalah Renata yang terjadi kemarin. “Tahu gak? Jangan diem aja”, tanya Jeni. Theo mengalihkan pandangan dari Renata sembari mengatakan. “Gak tahu”. “Ada apa sebenarnya sama Renata?”, tanya Zico yang dari tadi tampak kebingungan. “Mending kita ke Kelas aja Co. Kita gak perlu Tahu Renata kenapa karena bukan urusan kita”, jawab Theo. kemudian mereka pergi dari hadapan Freya dan Jeni.

           Sementara Freya dan Jeni yang melihat kelakuan Theo yang cuek itu hanya bisa melihat kepergian mereka tanpa pamit itu. “Gue gak nyangka Theo aslinya lebih cuek dari yang dibicarakan yang lain”, kata Freya. “Apa susahnya senyum sama orang lain sih? Mukanya selalu datar. Benar-benar orang yang gak punya rasa kali ya?”, tambah Jeni. Kemudian mereka di kagetkan oleh Alyta dari belakang. “Ngapain kalian disini?”, tanya Alyta. Saat mereka menghadap belakang terlihat Alyta bersama dengan Renata. “Kenapa gak masuk kelas?”, tanya Renata. Jeni dan Freya hanya senyum-senyum karena bingung mau menjawab apa. Lalu bel masuk berbunyi. Akhirnya Freya mengajak masuk kelas, begitu juga dengan Jeni yang mengajak Alyta balik ke kelas.

           Di Koridor Renata dan sahabatnya menuju ke Kantin. Saat di perjalanan Freya melihat Theo dan Gavin sedang berjalan akhinya mereka memutuskan untuk memanggilnya. “Theo, Gavin!”. Mereka menoleh ke arah suara itu dan melihat dari kejauhan Renata dan Sahabatnya sedang berjalan menuju mereka. “Manggil?”, tanya Gavin. “Iya, tadi Freya yang manggil. Mau ke Kantin?”, tanya Alyta. “Iya nih, laper”, jawab Gavin sembari memengangi perut. “Jalan bareng aja, kita juga mau ke Kantin”, jawab Jeni. Dan mereka akhirnya jalan ke Kantin bareng.

Lihat selengkapnya