BRAK! Kaulana mendorong Ishana hingga wanita itu membentur tembok di belakang tubuhnya. Dengan satu gerakan, Kaulana mencekal tangannya, lalu menciumnya, membabi buta.
Refleks, Ishana meronta, tapi sejurus kemudian, dia sadar, kini Kaulana berhak melakukannya. Maka, wanita itu membiarkan, kendati tak membalasnya, karena entah mengapa ... hatinya perih.
Ketika bibir Kaulana turun ke lehernya dan dia dapat merasakan hangat napas Kaulana di kulitnya, dia justru mendorong pria itu dan menamparnya. “Aku Ishana, bukan Ari!” teriaknya, menyadarkan Kaulana dari kegilaannya sendiri.
Ishana menyadari perubahan sorot mata Kaulana. Sesaat sebelum menariknya menjauh dari semua orang, Ishana menebak, sorot mata itu sarat akan kerinduan. Benar saja, setelah tamparan itu, Kaulana seolah sadar kembali.
Pria itu mundur, selangkah ... dua langkah ....