“Maafkan aku, Tuan Muda. Maafkan aku!” Hans berlutut di depan Kaulana, di paviliun Emily dan Benjamin. Ini adalah waktu yang tepat, saat Grey Finlay pergi memancing bersama para petinggi yang mendukung Finlay Group sejauh ini.
Kaulana mengepalkan tinju dan wajahnya semerah bara api. Dengan kemarahan sedahsyat sekarang, dia bisa membunuh siapa saja, terutama Grey Finlay.
“Tolong maafkan Tuan Hans, Kaulana. Kakekmu juga mengancamnya. Dia mengancam akan membuat seluruh rumah sakit di dunia ini menolak cucunya yang mengidap leukimia,” jelas Emily sekuat tenaga, dalam bahasa isyarat dan tangisnya yang tak kunjung reda sejak tadi.
Sementara Ishana ... dia tak mengatakan apa pun, selain menyeka air matanya berkali-kali. Kaulana tampak sesakit itu hingga dirinya bisa merasakannya. Bagaimana pun, dia telah mengenal sosok Kaulana dari sudut pandang Ari. Ari memberi tahunya banyak hal.
“KENAPA? KENAPA!” Kaulana berteriak, tidak terima. Mengapa harus Ari? Mengapa harus dirinya yang mengalami semua penyiksaan ini?