Noble Thug

Raxl Sri
Chapter #4

Sepotong Roti #4


Tok tok tok.

Sebuah ketukan ringan mengetuk pintu Kereta setelah beberapa saat berhenti, Itu adalah Kepala Pelayan Baneta.

“Tuan muda. Bukankah Anda meminta seorang Tabib? Kita sudah berada di depan Toko obat-obatan,” ujar Baneta.

Klik.

Pintu kereta terbuka perlahan dan Davi turun dari Keretanya, ia menatap Baneta.

“Itu tadi saat Aku berada di Hutan. Sekarang Aku rasa tak perlu menemui Tabib,” ujar Davi kepada Baneta.Setelah mengatakan itu, Davi melihat sekeliling tempat. Banyak Toko yang menjual berbagai macam hal. Mulai dari makanan sampai Peralatan sihir. 

“Baneta. Aku ingin berkeliling sementara Kau dan yang lainnya mengurus Surat Izin Perbatasan,” begitu yang dikatakan oleh Davi. Mendengar hal tersebut membuat Baneta tercengang dan sedikit untuk bertanya tapi akhirnya ia tetap bertanya juga. 

“Apa Anda ingin berkeliling sendirian tanpa Prajurit untuk mengawal?” tanya Baneta.

“Yak!” seru Davi singkat. Dengan tegas. Davi melarang untuknya di dampingi Pengawal. Bahkan Davi memelototi Baneta untuk meyakinkannya bahwa jangan menetang perintahnya.

“Baiklah jika Anda mau seperti itu. Saya mungkin tidak akan sanggup untuk menerima akibat kemarahan Anda yang besar,” ujar Baneta kepada Davi.

Baneta membungkuk hormat setelah mengatakan bahwa Dia menuruti perintah Davi. Respon yang diberikan oleh Davi adalah mengangguk. Lalu, melangkah menjauhi Baneta dan para Prajurit yang menatapnya Berjalan sendirian dengan membawa seekor Kelinci Putih. Wakil Ketua Prajurit menghampiri Baneta dan bertanya.

“Pak Baneta, apa Tuan muda pergi sendirian?” ujar Zack yang bertanya kepada Baneta.

“Ya Pak Zack. Tuan muda ingin pergi sendirian dan jika Kita tidak menuruti perintahnya maka Dia akan mengamuk,” ujar Baneta menjawab pertanyaan Zack mengenai Davi.

“Itu bisa gawat,” ujar Zack.

“Benar-benar gawat, lagi pula ini pertama kalinya Tuan muda Kita ingin pergi berkeliling. Sesuatu pasti sudah terjadi,” begitu yang dikatakan oleh Baneta.

“Yak Anda benar, apa Anda akan melaporkannya pada Tuan besar?” begitu yang ditanyakan Zack kepada Baneta. Bagaimanapun segala hal yang menyangkut Davi harus dilaporkan kepada Tuan Duke ayah dari Davi.

“Jika itu adalah suatu masalah besar Kita wajib melaporkannya, tapi ini bukanlah masalah, kan?” begitu yang dikatakan oleh Baneta.

“Anda benar,” ujar Zack singkat.

Begitulah percakapan Wakil Ketua Prajurit yang bernama Zack dengan Kepala Pelayan Baneta. Mereka berdua berpikir ada perubahan sikap yang terjadi pada Davi akhir-akhir ini, namun itu juga berlaku untuk semua orang dalam kelompok perjalanan. 

 

***

 

Davi tengah berjalan santai menyusuri Toko demi Toko dan memangku Kelinci Putih Mineva. Dengan berjalan santai Davi membahas tentang bagaimana rupa dari Adiknya itu dan ciri-ciri sekelompok Penjahat yang menyerang Kampung Halamannya. 

“Adikku adalah Kelinci berwarna abu-abu dengan bekas luka ditelinganya. Dia punya warna mata yang sama denganku. Dia terluka ditelinga karena berusaha kabur dari para penjahat yang menculik anak-anak. Mereka menggunakan seragam berwarna kuning dengan simbol segitiga merah,” begitu yang dikatakan oleh Mineva kepada Davi dengan menjelaskan beberapa hal kepadanya.

“Hm!” ujar Davi mengerang heran.

Begitu Mineva menjelaskan tentang adiknya dan kelompok penjahat yang menyerang Kampung Halaman mereka. Davi serasa mendapat petunjuk dari alur cerita dimasa depan tentang kelompok berbaju kuning dengan simbol segitiga merah. 

Itu adalah kelompok suatu Organisasi besar yang memiliki tujuan mengerikan. Hanya saja Davi tidak tau tujuan utama kelompok itu karena Informasi tentang kelompok itu dimulai dari akhir seri ke-4. 

“Masa depan akan sulit. Aku harus pergi menjauh dari orang-orang berbahaya,” begitu yang dikatakan Davi memikirkan apa yang telah dikatakan oleh Mineva.

“Kenapa Anda harus menjauh dari orang-orang, bukannya Anda adalah Preman, Preman tidak takut pada siapun, kan?” tanya Mineva.

“Tetap saja Preman adalah manusia. Aku juga tahu Skala kekuatanku tidak bisa menyentuh sekelas Prajurit. Aku tidak bisa bermain pedang dan hanya pandai menggertak,” ujar Davi.

“Begitu rupanya. Ternyata Anda lemah,” ujar Mineva menanggapi perkataan Davi.

“Benar. Aku orang lemah yang jahat!” seru Davi kepada Mineva.

Lihat selengkapnya