Semua orang melirik Brian yang masuk kedalam Kereta Davi. Ini adalah kali pertama Davi memperlakukan seseorang dengan baik. Apalagi ia sampai menyuruhnya masuk kedalam kereta bersamanya. Wakil ketua Prajurit sedang berkumpul dengan para Pengawal dan para Penyihir yang sudah bekerja untuk membersihkan jalan.
“Ini pertama kalinya Saya melilihat Tuan muda begitu baik pada seseorang. Lalu siapa Pemuda yang tiba-tiba ia bawa setelah menyusuri jalan?” tanya seorang Penyihir.
Penyihir lainnya pun mengangguk tampak setuju dan juga ingin tahu tentang siapa yang kini bersama Tuan muda Mereka. Sangat jarang bahwa Davi memperlakukan seseorang dengan baik. Biasanya yang ia perlakukan dengan baik hanya segelintir orang-orang penting dan termasuk Bangsawan bergelar tinggi dan kaya saja.
Namun kini Davi memperlakukan seseorang tidak dikenal, datang dari antah barantah dan seseorang yang masih muda itu terasa aneh. Para Prajurit yang tadinya masih sibuk dengan tugasnya masing-masing kini ikut berkumpul dan membicarakan tentang Tamu Spesial yang Davi miliki sekarang dalam Kelompok perjalanan Mereka.
“Wakil Ketua apa tidak apa-apa bagi Tuan muda membawa seseorang yang tidak dikenal dalam Kelompok perjalannan Kita?” ujar seorang Prajurit yang kini ikut bergabung dan menanyakan kekhawatirannya pada Wakil Ketua Prajurit yang menjadi Pemimpin Anggota Kelompok.
“Tuan muda tidak pernah membawa orang yang akan membahayakannya, selama yang Aku tahu ketika mengenalnya. Justru jika Kita semua menaruh rasa curiga pada Tamu pentingnya, ia mungkin akan marah pada Kita semua,” ujar wakil ketua prajurit pada semua anggota kelompok. Tapi meski sudah dijelaskan kepada semua orang yang ada di sana, baik Prajurit maupun para Penyihir. Mereka masih merasa khawatir akan kedatangan orang asing dalam Kelompok Mereka, terutama Tuan muda Mereka Davi, yang selama ini Mereka pikir sedikit ceroboh.
***
“Tuan Davi, sebenarnya ada dan Kelompok Anda mau ke mana?” tanya Brian yang tengah duduk didalam kereta dan memangku kedua kelinci, Mineva dan Bill.
“Aku mau ke Ibukota untuk menghadiri acara ulang tahun Putra Mahkota,” ujar Davi santai dan tengah mengunyah beberapa camilan yang ada dalam Kereta.
“Kebetulan sekali. Kami Bill dan Aku juga akan ke sana. Tadinya ingin mencari keberadaan Kakak Bill Mineva. Tapi ternyata Dia sudah bersama Anda dan lagi Anda sudah menyelamatkan hidup Bill dan Aku dari kelaparan kemarin,” ujar Brian dengan wajah santainya penuh senyum.
“Ya! yak. Mungkin ini yang namanya Nasib dan Takdir,” ujar Davi santai dan membuka sekotak kaleng biskuit mewah. Dia juga menyodorkan Kotak Kaleng Biskuit itu pada Brian untuk Mereka icip.