Davi yang tengah duduk cemberut kini berwajah amat marah, setelah Duke Syerill menanyakan sesuatu dan seseorang bernama Gerald Dosela pada Davi. Dia berdiri tegak dan mendengus kesal.
“Apa lagi mau Mu sekarang? Kenapa Kau bertanya tetang siapa? Gerald Dosela? Yang benar saja,” ujar Davi marah dan menunjuk tepat pada dada Duke Syerill.
Penolakan yang amat jelas dan kemarahan yang sangat tinggi. Itu sudah menjadi bukti kuat, bahwa Davi memang ada hubungannya dengan kasus Gerald Dosela. Dia mungkin adalah orang yang cukup dekat dengan Tabib yang tertuduh itu.
“Aku saat ini membahas tentang sebuah kasus Bangsawan yang dihukum penggal oleh Kekaisaran terdahulu yang sudah runtuh. Orang yang kusebutkan tadi ada hubungannya denganmu, bukan?” jelas Duke Syerill denga Davi yang masih berwajah marah, namun berangsur wajahnya mengerutkan keningnya dalam-dalam.
“Siapa itu Gerald Dosela?” sebuah pertanyaan muncul dalam benaknya. Dia sama sekali tidak mengetahui siapa Gerald Dosela dan kenapa orang itu tiba-tiba disebutkan oleh Duke Syerill sebagai orang yang mungkin berhubungan dengannya.
Duke Syerill menganggap bahwa jelas sekali bahwa Davi memang mengenal Gerald dan Dia malah pura-pura tidak tahu. Ini membuatnya ingin mengorek lebih banyak hal pada Davi saat ini, namun sebuah pertanyaan lain dilontarkan pada Duke Syerill.
“Jika Kau ingin tahu sesuatu kenapa Kau bertanya secara terbuka seperti ini, ternyata Kau itu memang Sinting. Bicarakan hal seperti ini harus ditempat tertutup dan bawakan Aku imbalan layak untuk sesuatu yang ingin Kamu ketahui, dasar Bangsawan sialan,” ujar Davi kasar dan terang-terangan pada Duke Syerill.
“Apa Kau mau menceritakan apapun yang ingin Aku ketahui, jika Aku memberikanmu sesuatu?” Sebuah rasa penasaran tiba-tiba datang pada Duke Syerill.
“Tentu, kenapa tidak. Lalu berhenti untuk tersenyum Kau orang Sinting, sekeras apapun Kau mencoba menundukanku, tak akan mau tunduk pada Bajingan yang hobinya menenggak Anggur setiap hari,” ujar Davi dan menunjuk kasar pada wajah Duke Syerill. Namun Duke Syerill hanya tersenyum menanggapi ucapan kasar Davi.
“Baiklah, apa yang Kau inginkan?” tanya Duke Syerill.
“Berikan Aku uang sebanyak yang Kau bisa berikan dan Aku juga mau sebuah lahan tanah dekat Sumur Tua itu,” begitu jelas Davi.
“Lahan Sumur Terkutuk, apa yang sedang Kau rencanakan?” tanya Duke Syerill heran.
“Bukan urusanmu. Kau Bajingan Licik,” hardik Davi kasar kepada Duke Syerill.
“Baiklah tidak masalah. Aku kaya raya, uang sebanyak apapun yang kau mau akan Ku berikan padamu, dan Lahan Sumur Terkutuk itu juga Kau bisa mengambilnya setelah urusan Informasi ini jelas,” ujar Davi tanpa basa-basi kepada Duke Syerill.Sebuah Kesepakatan telah terjalin secara mendadak, dan Brian yang ada disana sedang berpikir keras akan apa yang sedang Ia lihat dan dengar sekarang.
“Apa semua Bangsawan selalu seperti itu saat membuat sebuah Kesepakatan, mungkin itu hanya berlaku dengan dua orang itu saja?” ujar Brian dalam hati.
Begitu pikir Brian. Dia pura-pura tidak mengerti situasi yang sedang ada didekatnya. Begitu pula para anggota Kelompok perjalanan.