Semua pasang mata menatap dirinya begitu mereka baru memasuki kantor. Resepsionis yang biasanya memberikan sapaan hangat kini malah tak bergeming menatapnya dan hanya menyapa lelaki di sebelahnya.
“Pagi, Pak Arya.”
“Pagi.”
Para wartawan itu tentu saja tak bisa sampai ke lantai atas dan tertahan di lobby karena dicegat security. Arya sengaja mengajak Mila masuk lewat pintu belakang dengan bantuan security kantor setelah memarkir mobil di basement.
Memasuki kantor, Mila semakin tak nyaman karena semuanya langsung menatap dirinya penuh tanda tanya ditambah dengan dirinya yang dateng bersama dengan Arya. Hanya ketiga sahabatnya saja yang menatapnya iba.
Tiba-tiba seorang VP lainnya sekaligus putri CEO, yang kebetulan melintas depan mereka menyeletuk. Namanya kebetulan sama dengan mendiang istri Arya, Andara. Namun, wanita ini biasa dipanggil Anda.
“Mil, astaga! Jadi elo tuh mantan istrinya Adam Alexander?” Anda memang terkenal ceplas ceplos, disaat yang lainnya hanya berani bicara di belakang.
“Nda, udah deh……..”
Anda tak menghiraukan Arya yang menegur dan ia langsung memotong. Mila merasa kikuk sampai tak sadar mengibaskan rambutnya berkali - kali.
“Nggak nyangka, ya! Padahal Adam hampir tiap hari kesini, lho! Jadi cinta lo tuh bersemi disini.”
Anda kemudian menoleh ke Arya dan menyeringai.
“Wah, kayaknya bakal ada part kedua, nih!” Ledek Anda terkekeh.
Tubuh Mila masih kaku belum ditambah teman-teman kantornya yang terus menatapnya. Arya menggeleng kemudian menggandeng Mila.
“Yuk, Mil.” Ajaknya menuju meja kerja.
“Eh, tunggu-tunggu!” Anda mencegah mereka pergi.
“Apa lagi sih, Nda?” Tanya Arya kesal.
Anda menatap Mila.
“Mil, kayaknya lo temuin aja deh wartawan itu biar mereka cepat pergi.” Ujarnya. “Kita semua nggak nyaman!”
Andara langsung melenggang pergi keluar kantor. Mila merenung dan merasa omongan VP yang satu itu ada benarnya juga. Maka ia pun langsung melepas tangan Arya yang memeganginya dan berjalan keluar kantor.
“Mil…Mil, kamu mau kemana?” Arya mengejarnya.
“Kata Bu Andara benar, Pak. Saya harus temui wartawan itu.”
Arya langsung mencengkeram lengannya.
“Terus kamu mau bilang apa sama mereka? Jawabannya hanya dua, antara kamu mengaku atau mengelak. Kalau kamu mengelak ya nggak mungkin bukti sudah jelas. Kamu mau mengaku, Adam dan lainnya pasti akan datang lagi untuk hajar kamu. Luka kamu aja masih belum sembuh.”
Yah, memar-memarnya saat ini sudah tertutup make up dengan sempurna.