NOL

Putri Lailani
Chapter #21

Mila yang Diteror di Socmed #21

Suasana rumah Arya malam ini penuh dengan gelak tawa. Sudah dua tahun suasananya tidak seperti ini. Mereka berkumpul layaknya keluarga utuh yang bahagia. Mila dan Anneth yang masih berada disana pun sampai tak bisa melukiskan betapa bahagianya mereka, tanpa mengetahui apa yang selanjutnya akan menimpa mereka.

Usai makan malam dan mengobrol bersama, Mila lanjut membantu menyelesaikan PR Ade yang tadi sempat tertunda.

“Coba Ade, ini bentuk apa?” Tanya Mila sambil menunjuk buku pelajarannya.

“Segitiga, Tante.” Jawab Ade.

“Nah, kalau keliling segitiga itu.” Mila mengambil pensil untuk mencoret-coret di kertas. “Gampang sisi A+B+C. Nah, Ade coba hitung ya.”

Arya memandanginya dengan kagum. Kagum atas kepintaran Mila dan kagum juga atas kesabarannya menangani anak kecil. Ia pun berjalan mendekat.

“Ade, dari tadi kan tante Mila udah ajarin kamu semua rumus keliling dan luas bangun datar. Kamu kerjain sendiri dulu PR nya, ya! Kalau nggak ngerti tanya kakak aja.” Ujar Arya yang langsung duduk di sofa dekat mereka.

“Loh, emang tante Mila mau kemana?”

“Papa sama tante Mila mau ke atas dulu, ke lantai 3.” Saut Arya.

“Wah, mau pacaran ya?” Ade langsung menyeringai.

Mata Arya dan Mila langsung terbelalak. Keempat anak itu langsung bersorak sorai.

Cieee…cieeee.”

“Heh…heh…heh, kalian tau darimana istilah pacaran?” Protes Arya.

“Anneth kamu juga tau?” Mila tak kalah shock.

“Dari kakak, lah!” Ade menunjuk-nunjuk Sara.

Sara hanya menyengir kuda. Arya memelototi anak sulungnya itu.

“Kakak kok ngajarin adek-adeknya nggak bener, sih? Anneth juga jadi tau, kan.” Tegur Arya.

“Ah, papa mah kuno nggak gaul!” Bantah anak sulungnya yang baru memasuki masa puber itu. “Sara mah udah tau dari kelas satu diceritain sama mama.”

“Iya, tapi kan papa nggak enak dong sama tante Mila kalau kamu ngerusak Anneth juga. Tante Mila udah baik sama kamu, lho.” Arya terus menasihatinya.

Mila langsung menggeleng.

“Ah gapapa kok, Pak. Toh pada akhirnya anak-anak juga akan tau sendiri.” Ujar Mila. “Nanti saya bisa edukasi Anneth soal itu biar nggak pacaran sebelum waktunya.”

“Maaf ya, Mila. Anak-anak sampai nggak kekontrol.” Arya tetap merasa tak enak.

“Santai aja, Pak.” Mila hanya tertawa.

Sara kembali menanyakan hal yang sama.

“Jadi papa sama tante Mila pacaran nggak, sih? Kok tadi di TV gandengan tangan.” Sara terkekeh.

“Udah-udah, kamu bantuin adek kamu kerjain PR dan jagain Dino dan Anneth juga.”

Arya pun langsung mengajak Mila menuju lantai atas. Mereka berdua berjalan meninggalkan anak-anak menaiki tangga.

“Pak, maaf ya soal tadi.” Mila merasa tak enak sambil mereka menaiki tangga.

“Maaf kenapa, Mil?” Tanya Arya bingung.

“Itu lho yang tadi di restoran yang…………”

“Oh, itu. Santai aja lah, Mil.”

Mila bisa melihat foto-foto keluarga dipajang di deretan dinding anak tangga tersebut. Ini pertama kalinya melihat wajah almarhum istri Arya yang sangat cantik. Wajahnya mirip sekali dengan si sulung.

Ada foto mereka yang di studio dan ada juga foto-foto mereka ketika sedang liburan, mulai dari dalam sampai luar negeri. Mila bisa melihat keluarga mereka sangat bahagia dan istrinya yang sangat sempurna. Pantas saja Arya sangat sedih kehilangan sosoknya.

“Astaga, lucu amat!” Pekik Mila begitu melihat foto Sara, Ade dan Dino yang masih kecil. Dino bahkan masih bayi.

Mereka menggemaskan sekali mengenakan pakaian adat. Mila memandangi foto itu lekat-lekat.

“Iya, itu waktu acara 17 agustusan tahun 2015.” Ujar Arya yang juga tersenyum memandangi foto tersebut.

Mereka lanjut berjalan lagi menuju lantai dua. Lantai dua di rumah itu lebih luas dari rumah Mila. Ada empat kamar disitu yang tampaknya adalah kamar mereka semua. Ada ruang keluarga juga di lantai itu dan juga balkon. Di ujung lantai itu tampak ada rak buku dan satu meja kerja.

Mereka lanjut naik ke lantai tiga. Denah rumah Arya itu mirip-mirip dengan rumah Mila versi lebih luas. Bedanya di lantai 3, terdapat dua kamar. Arya kemudian mengajak Mila ke rooftop. Mila dapat melihat rooftop rumahnya sendiri. Mereka berdua pun duduk bersebelahan di bangku dengan pemandangan rumah-rumah lain.

“Mil, liburan sekolah dua minggu nanti kemana?” Tanya Arya tiba-tiba.

Lihat selengkapnya