NOL

Putri Lailani
Chapter #27

Adaptasi #27

Ia turun dari kamarnya di lantai dua menuju lantai satu. Tampak kedua orang tuanya dan si sulung menonton acara yang sama.

“Adek kemana?” Tanya Arya menanyakan kedua anak laki-lakinya.

“Ade dan Dino langsung masuk kamar. Udah ngantuk katanya.” Ibu Arya yang menjawab.

Arya bisa melihat Sara terus menatap layar TV tanpa berkedip. TV masih menayangkan presenter Ulfa yang mewawancarai Adam. Arya sudah malas mendengarnya.

“Kakak tidur juga, ya.” Pinta Arya. “Besok kan harus bangun pagi ke sekolah.”

Sara tak bergeming dan wajahnya begitu penuh amarah.

“Kakak.” Panggil Arya sekali lagi.

“Mulai besok semua udah nggak sama lagi ya, Pa?” Tanya gadis remaja itu tanpa mengalihkan pandangannya dari TV. “Udah nggak ada Anneth, nggak ada tante Mila.”

Nadanya begitu sedih sekaligus marah.

Semuanya hanya diam bingung harus menanggapi apa.

“Padahal baru aja tadi pagi tante Mila masakin kita semua nasi goreng. Terus sekarang kita udah nggak boleh ketemu tante Mila lagi?” Tanya gadis 13 tahun itu penuh amarah.

Omanya yang menjawab. “Sara sayang, oma bukannya bilang nggak boleh tapi ada baiknya………….”

“Udah, lah!” Sergah anak remaja itu sambil berdiri. “Oma sama opa pulang aja ke Bogor! Nggak membantu tau nggak disini?”

Sara langsung pergi.

“Sara!” Bentak Arya.

Ayahnya langsung berdiri untuk menenangkan Arya. “Udah-udah biarin dia. Kita bicara dulu, yuk.”

“Iya, ibu mau ke atas deh cek anak-anak.” Ibunya beranjak.

Begitu ibunya menaiki tangga, Arya dan ayahnya pun duduk bersama di ruang TV. TV sudah dimatikan.

“Gimana perasaan kamu?” Tanya ayahnya hati-hati.

Arya menggeleng. “Arya nggak tau, Pak. Rasanya kok sama kayak waktu Dara pergi.”

Ayahnya itu menepuk bahu anaknya.

“Kamu sendiri gimana? Apa kamu sudah mantap nggak mau menikahi Mila?”

Arya hanya diam saja karena jujur ia tak yakin.

“Muka anak-anak murung waktu pulang sekolah tadi.” Beritau Ayahnya. “Sara tentu sudah lebih paham apa yang terjadi. Sedangkan Ade dan Dino, mereka cuma tau kalau Anneth dibawa pergi kakek neneknya dan nggak bisa ketemu lagi.”

Arya masih tak bergeming. Ayahnya lanjut bicara.

“Mereka sampai nggak mau makan. Biasanya mereka ceria dan main sepulang sekolah, ini mereka hanya menghabiskan waktunya untuk tidur dan main game. Sara hanya nonton TV, melihat berita eksklusif itu, siaran ulang konferensi pers Adam Alexander, wawancara kamu, belum Mila yang dilempari telur dan diteriaki teroris. Dia juga nonton wawancara keluarga korban yang mencaci maki dan mengutuk sumpah serapah.”

Arya hanya menghela nafas dan menundukkan kepalanya.

“Memang, ini berat untuk kita semua. Terutama kamu dan anak-anak.” Lanjut ayahnya lagi.

Lihat selengkapnya