[1 DESEMBER 2021]
Sudah tiga bulan pemberitaan mengenai Kamila Maharani tak henti-hentinya. TV terutama One Two Media selalu menayangkan pemberitaan negatif seputar dirinya dan orang tuanya. Ia juga sudah tiga bulan tak berhubungan dengan putrinya bahkan dengan dunia luar.
Sejak sebulan lalu, ia tinggal di sebuah rumah antah berantah yang sudah lama terbengkalai. Jauh dari masyarakat dan hiruk pikuk keramaian. Hanya tempat ini yang aman untuk dirinya saat ini. Tak ada yang mencacinya bahkan melemparinya lagi dengan kotoran apalagi meneriakinya teroris.
Ia sudah tak memiliki harapan lagi bagaimana akan menghabiskan hari-harinya. Ia ingat hari dimana dirinya baru kehilangan pekerjaan dan pulang ke rumah.
Awalnya ia optimis ada banyak cara melanjutkan hidupnya apalagi uang pesangonnya cukup besar. Tabungannya masih ada sedikit dan sudah tak harus membiayai Anneth. Ia bisa semakin fokus menjalani usaha makanannya dan mengambil beberapa project freelance.
Namun yang terjadi di luar ekspektasi. Awalnya ia kebanjiran orderan dengan harus menyembunyikan identitasnya tentu saja. Sampai suatu ketika, saat salah satu kurir ojek online yang pick up di rumah Mila memfoto dan menyebarkannya sehingga viral sampai One Two Media niat meliput.
Sejak saat itu tak ada lagi yang mau meng-order makanan dari Mila. Bahkan sampai ada yang menudingnya penipu karena tak menunjukkan identitas penjual. Padahal itu bukan sebuah keharusan. Banyak juga beberapa pemilik olshop yang tidak menunjukkan identitas owner-nya. Mereka tak peduli selama trusted seller.
Bisnis makanan tak berjalan, ia mencoba peruntungan dengan project freelancer mulai dari menawarkan jasa digital marketing, copywriting, social media content hingga design grafis. Ia sampai niat membuat web dan social media khusus untuk menaruh portfolio-nya.
Awalnya lancar ia sempat mendapatkan tiga job, namun client terakhir itu ternnyata yang sempat memesan kuenya dan bodohnya Mila menggunakan nomor whatsapp yang sama. Alhasil client terakhir itu langsung menyebar dan mem-viralkan. Hal itu lagi-lagi yang membuat Mila tak mendapatkan job.
Berhubung nomor teleponnya viral, ia selalu mendapat pesan dan telepon teror. Maka ia pun memutuskan untuk menonaktifkan ponselnya saja sejak itu.
Saat masih tinggal di Lagoon Diversity, ia ingat anak-anak ABG cluster tersebut selalu melempari pintu dan jendela rumahnya dengan telor bahkan ada yang mencoret-coret dengan pilox bertuliskan “Teroris”, “Teroris Tinggal Disini”, “Awas Mendekat Lo Gue Bunuh!”. Bahkan ada juga coretan itu yang bertuliskan fitnah seperti, “Saya Benci Orang Kafir”, “Orang Kafir Harus Dibunuh!”
Mila tentu saja merasa tertekan seperti itu. Ia tak tahan tinggal disitu lebih lama lagi dan tak mungkin juga menghabiskan sisa tabungan untuk membayar cicilan tanpa ada pemasukan. Akhirnya dirinya memutuskan take over rumah dan mobilnya dan mencari kos-kosan area pinggiran yang murah.
Di kosan barunya dirinya hanya bertahan sebulan karena semua penghuni kos itu merundungnya. Ia juga pernah dihajar hingga babak belur. Bahkan teman atau kerabat dari penghuni kos juga ikut-ikutan. Akhirnya ia keluar dari kosan tersebut dan sempat luntang lantung.
Saat sedang berjalan kaki tak tentu arah, tiba-tiba ia bertemu juga dengan tempat tinggalnya sekarang. Meski kumuh, setidaknya tak ada yang mengganggunya.
Sudah satu bulan juga ia tinggal disini. Tak punya tujuan, tak punya harapan. Jika keluar mau mencari makan saja harus pada saat tengah malam saat tak ada orang dan ia langsung membeli banyak untuk persediaan.
Saat ini masih siang bolong. Mila hanya duduk saja di pinggir jendela kamarnya dan melamun, terus memikirkan tujuan hidupnya. Ingin rasanya ia menemui Anneth diam-diam mencari celah, tapi bagaimana caranya. Mereka semua pasti sedang bersuka cita karena tanggal 18 nanti mantan suaminya itu akan melangsungkan pernikahan. Ia sekaligus lega karena putrinya tak begitu di ekspos dan hanya fokus sekolah. Setidaknya itu yang ia ketahui dari TV.
Arya?