Polisi langsung mendobrak pintunya begitu sudah tiba di kediaman Kamila Maharani. Salah seorang polisi langsung berlari cepat ke arah Mila yang posisinya tergantung tak sadarkan diri untuk memeriksa denyut nadinya.
“Masih hidup!!” Teriak sang komandan. “Cepat turunkan.”
Anak buahnya langsung menurunkan dan merebahkannya pada tandu. Petugas medis langsung memeriksa kondisinya. Beberapa polisi memeriksa sekeliling dan juga mengambil barang-barang milik Kamila untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Cek di HP dia, soal dugaan terorisme apa benar?” Perintah sang komandan.
“Betul, Pak!” Saut anak buahnya sigap sambil menunjuk ponsel Mila berisi rekaman. “Sudah ada petugas juga yang menyergap di kediaman itu.”
“Ya, langsung bawa semuanya ke kantor!”
Komandan kemudian bertanya kepada dokter forensik.
“Gimana kondisi dia, Dok? Apa ada kemungkinan dia selamat?” Tanyanya saat dokter forensik memeriksa kondisi Mila.
Mereka bisa melihat wajah Mila yang berwarna ungu kemerahan, busa halus mengucur dari sudut bibir dan pendarahan pada tenggorokannya.
“Ini kita beruntung talinya nggak cukup kuat, Bang!” Jawabnya. “Dan untung kita juga cepat datang. Saya akan langsung bawa ke rumah sakit terdekat!”
“Oke-oke, langsung kamu bawa!”
**************
Arya langsung menuju rumah sakit yang dimaksud begitu sudah mendapat kabar. Banyak sekali wartawan yang menunggu di depan rumah sakit tapi tak diperbolehkan masuk oleh security.
Arya yang sempat diteriaki para wartawan tak menggubris dan langsung berlari cepat menuju ruang ICU. Begitu tiba, ia hanya bisa melihat dari kaca dan tampak seorang dokter sedang memeriksa kondisinya.
“Mil.” Ia pun terisak sambil memegangi kaca. “Maafin aku.”
Ia bisa melihat Mila tak sadarkan diri dipasangi selang oksigen, selang infus dan juga terdapat monitor detak jantung. Setidaknya ia lega mengetahui Mila masih hidup.
Tak lama dokter pria paruh baya yang memeriksa Mila keluar. Arya langsung menghambur ke arahnya.
“Dok…Dok…Gimana kondisi Mila?” Tanya Arya terengah-engah.
Dokter itu langsung menghentikan langkahnya. Ia tampak menghela nafas sebelum menjawab.
“Biar gimanapun kami beruntung karena polisi menemukannya sebelum pernafasan berhenti total. Lehernya yang tercekik, otomatis menyebabkan tekanan sehingga ada penyumbatan udara dan pembuluh darah ke otak.”