Arya langsung berjalan cepat menghampiri gadis kecil tersebut. Gadis kecil itu tampak menunggu di kursi yang tak jauh dari orang tuanya. Ia ditemani oleh………
“Loh, Wulan?” Arya menggumam sendiri.
Ia terus berjalan sampai akhirnya tiba di depan gadis kecil itu.
“Hai Anneth, apa kabar?” Sapanya dengan senyuman hangat.
Gadis kecil itu langsung mendongakkan kepalanya dan memekik riang begitu melihat wajahnya.
“Papa Arya!!!” Anneth langsung berdiri kemudian memeluknya.
Arya tertawa kemudian berjongkok agar tingginya sejajar kemudian mereka berdua saling berpelukan melepas rindu. Adam dan Jessica yang masih di depan kasir langsung menoleh.
“Anneth, kamu ada disini?” Arya memegangi wajah gadis itu dengan kedua tangannya. Ia menatap gadis kecil itu lekat-lekat.
“Iya, aku abis dari dokter gigi.”
Oh, pantesan!
“Oh, abis dari dokter gigi?” Arya mengulangi. “Takut nggak?”
“Awalnya takut tapi lama-lama berani. Soalnya dokternya baik.” Jawab anak itu polos.
Arya tertawa.
“Anneth kangen nggak sama kakak Sara, kakak Ade dan Dino? Mereka kangen banget lho sama Anneth.” Tanyanya.
“Kangen!!!!” Jawabnya cepat. “Anneth juga kangen sama mama. Mau pulang sama mama lagi. Mama mana, papa Arya? Katanya papa Arya mau jadi papanya Anneth tapi mama kok lama nggak muncul?”
Arya bingung harus menjawab apa sekaligus iba melihat gadis kecil itu merengek. Ia tak peduli dengan tatapan tajam Adam dari meja kasir.
Arya membelai lembut kepala gadis kecil itu. “Mama kebetulan lagi dinas keluar kota sayang. Belum tau kapan pulangnya.”
“Yah, kapan pulangnya?” Nadanya kecewa. “Anneth nggak sabar mau pulang ke Lagoon Serenity.”
Ia bisa melihat Adam pergi tampaknya mau ke toilet. Jessica masih menunggu di depan kasir. Raut wajahnya berubah masam, beda sekali jika di depan Adam.
“Wulan, jadi kamu tuh kerja sama pak Adam?” Tanya Arya kepada pembantu itu sambil mendongakkan kepala.
“Iya, Pak.” Jawab Wulan. “Maaf pak, bisa titip Anneth sebentar? Saya mau ke toilet.”
“Oke…oke.”
Wulan pun berlalu.
Anneth langsung berbisik di telinga Arya.
“Anneth nggak suka sama tante Jess, orangnya judes!”
Arya menoleh perlahan ke arah Jessica dan tampaknya ia sedang melakukan transaksi. Arya mencoba menguping pembicaraan perempuan itu dengan suster.
“Sus, ini kenapa lama amat ya obatnya?” Omel Jessica tak sabaran.
“Mohon maaf sekitar lima menitan lagi ya, Bu.”
Jessica sebenarnya berusaha berbisik kepada suster tapi Arya bisa mendengar.
“Udah, Sus. Kasih obat asal aja kan bapaknya nggak ada. Saya mau shooting, nih!”
Suster itu langsung mengernyitkan dahi.
“Duh, sebenarnya saya malas ngerawat anak itu tapi mau gimana lagi?” Jessica malah curhat.