Arya yang baru keluar dari Ballroom, bisa melihat Adam yang juga sedang menjawab beberapa pertanyaan dari para wartawan. Wajahnya tampak menahan amarah dan disaat bersamaan harus meladeni wartawan dengan sabar. Tak sengaja ia mendengar seorang wartawan menyeletuk.
“Jadi mas Adam menyesal nggak dulu ninggalin mbak Kamila?”
Arya bisa melihat Adam terdiam sejenak sambil menggertakkan rahangnya. Arya menyeringai dan menggumam sendiri.
“Awas aja lo nyesel terus rebut Mila dari gue.” Arya pun langsung pergi tanpa ingin mendengarkan jawabannya.
Ia juga bisa melihat Jessica berusaha kabur dari wartawan dengan mata sembab tapi tak berhasil juga. Apalagi mendengar pertanyaan jahat dari para wartawan.
“Mbak Jessica, berarti anda dong yang harusnya mendapatkan gelar anak teroris? Bukan mbak Kamila.”
“Gimana mbak rasanya nikmatin kekayaan dari hasil terorisme?”
“Mbak, udah ada brand, produser atau sutradara yang batalin kontrak belum?”
“Terus project web series nya sama mas Adam gimana dong, mbak?”
Jessica langsung menutup kedua telinganya dengan tangan sambil menggelengkan kepala kencang. Ia terus terisak dan tak tau arah. Arya menggelengkan kepala dan menghampirinya karena merasa kasihan. Ia pun berbicara lantang kepada para wartawan.
“Udah….udah, kalian ini pada keterlaluan.” Ujar Arya. “Sikap saya sama ya seperti waktu membela Kamila, Jessica Amanda ini ini hanya anak dari Hadi Setiawan, bukan pelaku terorisme. Jadi kalian jangan memperlakukan dia sebagai penjahat, dong.”
Para wartawan tak dapat membedakan apakah Arya ini benar-benar mau membantu atau sedang sarkas, sehingga mereka memilih tak menghiraukan Arya.
Seorang wartawan menyeletuk lagi.
“Mbak Jessica, nggak mau bunuh diri juga?”
Sontak celetukan tersebut langsung diikuti oleh gelak tawa yang lain. Wartawan lainnya pun menimpali.
“Mau saya cariin tali, Mbak? Tapi kali ini ikatnya harus kencang ya! Terus polisi juga jangan buru-buru tolongin!”
Timbul gelak tawa lagi. Wartawan lainnya menimpali lagi.
“Ngapain gantung diri? Lompat aja dari atap hotel!”
“Atau di dapur hotel ini kan pasti ada pisau!”
Gelak tawa semakin kencang.
“Eh, jangan! Kita tunggu Mbak Kamila sadar dulu. Biar bisa lihat.”
“Udah – udah!” Tegas Arya.
Para wartawan langsung terdiam.
“Udah pada bubar sana!” Usir Arya.
Para wartawan pun langsung membubarkan diri.
“Ma…makasih, Mas Arya.” Ucap Jessica sambil terisak begitu para wartawan meninggalkan mereka. Cara bicaranya terbata – bata.