Arya baru saja kembali setelah mengantar anak-anak. Mila sedang menonton TV.
“Anak-anak udah pulang?” Tanya Mila kemudian mematikan TV nya.
Arya mengangguk sambil berjalan mendekatinya.
“Udah, tadi aku antar mereka sampai masuk mobil.”
Mila pun mengangguk. Arya langsung duduk di kursi persis sebelah kasur. Mereka seketika merasa canggung bingung hendak bicara apa.
“Gapapa kan kalau nikahnya minggu depan?” Tanya Mila memulai percakapan. “Apa kira-kira keburu undangan, lokasi pernikahan dan semuanya ya?”
“Semua itu udah dipersiapkan dari tiga bulan yang lalu, Mil. Aku sebenarnya nggak pernah batalin ke EO dan vendor soal pernikahan kita.” Ujar Arya
Mila mengernyitkan dahi.
“Oh, jadi kamu tuh nggak pernah batalin?” Mila sampai mengulanginya lagi.
Arya menggeleng. “Aku memang ngomong sama wartawan kalau nggak jadi nikah sama kamu, alasannya ya demi keluarga aja. Tapi aku nggak pernah sanggup lupain kamu.”
Arya kemudian menggenggam tangan Mila.
“Apalagi batalin ke WO.” Lanjut Arya. “Ya, memang sih WO nya sempat telepon aku tanya gimana? Terus aku bilang dilanjutkan kayak biasa. Ya setiap ada tagihan, aku bayar aja tanpa mikir nantinya gimana. Aku pikir pasti nanti ada jalannya, lah. Saat kamu koma, WO nya nawarin untuk refund. Terus aku yakin kamu pasti akan bangun, kalaupun nggak kekejar tanggal 31 Desember kan bisa mundur.”
Arya jeda sejenak.
“Terus dia tanya kalau misalnya nanti nggak jadi nikah gimana? Nanti kalau sudah hari H uangnya nggak bisa dikembaliin lagi, kalau mundur masih bisa.” Arya menirukan suara WO tersebut. “Ya, aku langsung kelepasan marah, padahal maksud dia baik. Aku malah nuduh dia nyumpahin kamu mati.”
Mila hanya tertawa.
“Makasih, ya.” Ucap Mila penuh haru.
Arya langsung membelai mesra pipi wanita itu.
“Buat kamu, apa sih yang nggak?”
Mereka saling berpandangan sejenak.
“Ngomong-ngomong, apa orang-orang udah pada tau aku sadar?” Tanya Mila.
“Untuk saat ini sih belum.” Jawab Arya sambil menggeleng. “Tapi sebentar lagi pasti ada yang kasih tau wartawan. Entah itu pihak rumah sakit atau kepolisian. Aku sengaja belum mau ngomong karena mau berduaan dulu sama kamu.”
Mereka tertawa lagi.
“Kalau wartawan pada langsung kesini kan aku repot.” Lanjut Arya terkekeh.
“Oh, ngomong – ngomong aku tadi nonton talkshow-talkshow kamu di Bullet TV.” Celetuk Mila.
Arya langsung tersipu malu.
“Gimana caranya kamu bisa ketemu guru dan teman-teman sekolah aku?” Tanya Mila penasaran.
“Weitsss, Arya gitu lho!” Arya menyengir lebar.
Mereka tertawa lagi.
“Terus kamu tau dari mana aku pernah bantu ibu-ibu kostum badut yang bawa anaknya?” Tanya Mila lagi.
“Aku pernah lihat waktu mau berangkat kantor. Kita belum dekat waktu itu.”