[26 DESEMBER 2021]
Berita bahwa Kamila Maharani sudah bangun dari koma akhirnya tersebar juga. Entah siapa yang memulai, tiba-tiba dini hari tadi para wartawan sudah berkerumun di halaman parkir rumah sakit. Security sampai kewalahan karena tengah malam diganggu mereka.
Saat ini waktu menunjukkan pukul enam pagi. Wartawan masih setia menunggu. Mila masih terlelap di ranjangnya sedangkan Arya terlelap di sofa. Mereka sama sekali belum mengetahui kalau berita Mila sadar sudah tersebar dan para wartawan sedang menunggui mereka di depan.
Maklum saja mereka cepat sekali terlelapnya karena seharian kemarin sibuk membahas rencana pernikahan. Mila yang fisiknya belum terlalu kuat sudah terlelap pukul 8 malam dan tak lama Arya pun juga ikutan tidur.
Surya tiba-tiba saja memasuki kamar mereka.
“Bro…bro…bangun.” Ia langsung menggoyang-goyangkan tubuh Arya yang terbaring di sofa.
“Hmmmmm….” Arya menjawab malas-malasan sambil menggeliat tapi malah tidur lagi.
“Ah elo, masih aja kebo!” Protes Surya terus-terusan menggoyangkan tubuh Arya. “Cepetan bangun! Urgent, nih.”
“Hmmmm!!!” Arya mengerang dan matanya masih terpejam.
“Dokter Surya?”
Mendengar suara berisik, Mila malah yang langsung terbangun.
Surya pun langsung menoleh ke belakang dan melihat Mila yang berusaha duduk.
“Ada apa, Dok? Apa memang jadwalnya kunjungan?” Mila pikir Surya hendak memeriksa dirinya. “Kalau gitu langsung periksa saja, Dok. Kasian Arya kecapean nggak usah dibangunin.”
Surya kemudian berjalan mendekati Mila.
“Arya itu kalau kondisinya capek banget, emang susah dibangunin dan yang bisa bangunin dia cuma alarm.” Mila tertawa. “Maklum pernikahan kita minggu depan jadi kemarin banyak yang harus diurus.”
“Nah, ngomong-ngomong soal pernikahan, harusnya kamu tuh dapat izin dulu dari saya.” Tegur Surya. “Kondisi kamu aja baru sadar dari koma kemarin dan belum pulih! Harusnya seminggu ini kamu ya istirahat bukannya malah sibuk urusin nikah.”
“Saya udah terlalu lama istirahat, Dok!” Bantah Mila. “Tiga minggu.”
Surya langsung menggelengkan kepala.
“Saya nggak akan tau, kalau wartawan nggak tiba-tiba nongol di rumah saya jam 5 subuh! Saya pikir mereka cuma mau tanya soal kondisi kamu, saya kaget waktu mereka bilang kalian mau nikah tanggal 31 Desember dan mereka dapat info itu katanya dari vendor undangan dan dibenarkan oleh KUA.”
Mila hanya diam saja.
“Sekarang wartawan udah pada ngumpul di depan.” Surya menunjuk-nunjuk ke arah jendela.
Arya tiba-tiba saja terbangun.
“Hah? Udah pada tau wartawan?” Arya sudah terduduk di sofanya. Ia meregangkan tubuhnya kemudian mengerjap-erjapkan mata.
“Udah saya gapapa, Kok.” Ujar Mila seolah tak memedulikan Arya yang baru bangun.
Surya lagi-lagi menggelengkan kepala kemudian menghampiri Arya dan hendak menariknya keluar.
“Gue mau ngomong sama lo.”
Arya langsung bangkit.
“Bentar-bentar, gue pakai sandal dulu kali!” Protes Arya yang lengannya ditarik sambil buru-buru memasang sandal.
Mereka berdua langsung keluar kamar. Mila yang penasaran langsung menuruni kasurnya sambil membawa infusnya. Ia berjalan dengan susah payah ke arah pintu hendak menguping pembicaraan mereka.
“Lo kenapa nggak telepon atau chat gue dulu kemarin?” Ia bisa mendengar Surya memarahi calon suaminya. “At least lo tanya kek kondisi Mila gimana? Apa aman kalau dia melangsungkan pernikahan minggu depan?”
“Lah, kata lo kan kondisinya udah pulih dan otaknya berfungsi normal.” Bantah Arya. “Dia juga nggak ada penurunan fungsi tubuh lainnya. Lo kan juga udah jelas bilang kalau Mila butuh seminggu aja di rawat inap.”