Arya mendorong kursi roda Mila menuju halaman rumah sakit. Benar saja, sebagian wartawan sudah berada disana dan langsung menghambur ke arah Mila dan Arya. Kamera langsung menyoroti mereka.
“Mbak Mila…mbak Mila!!!” Para wartawan langsung berteriak antusias sambil berlari mendekatinya. Mila yang baru tiba di halaman rumah sakit, langsung tersenyum ramah kepada mereka semua. Para security langsung kewalahan menghalau mereka.
“Mbak Mila apa kabarnya?”
“Mbak Mila gimana kondisinya sekarang?”
“Mbak Mila udah fit? Ada komplikasi nggak? Tapi kok kurusan, ya?”
Para wartawan memberondong dengan pertanyaan.
Mila terlihat cantik sekali dari kursi rodanya meski hanya mengenakan pijama rumah sakit. Tak lupa dirinya juga memoles make up tipis dan rambutnya disisir rapih. Beberapa stasiun TV termasuk Bullet TV menyiarkan itu secara live. Para penonton di rumah hingga netizen langsung gerak cepat tak mau melewatkan siaran tersebut.
“Alhamdulillah, kondisi saya hari ini sudah fit.” Jawab Mila sambil tersenyum. “Cuma untuk make sure, siang nanti saya diminta oleh Dokter Surya untuk melakukan MRI. Terima kasih sudah menanyakan. Oh, btw gimana saya nggak tambah kurus, orang dari kemarin cuma boleh makan bubur.”
Para wartawan langsung tertawa mendengar kelakar Mila.
“Saya dengar katanya kalian akan menikah minggu depan, ya?” Tanya seorang wartawan.
Mila menoleh kepada Arya dibelakangnya dan Arya pun langsung menjawab.
“Iya, benar. Rencana akad nikah sekaligus resepsi akan dilaksanakan minggu depan tanggal 31 Desember. Doakan semoga lancar, ya.” Jawab Arya.
“Dengar-dengar kalian menikah di Hotel Serenity? Itu kan milik HS Grup? Memangnya gapapa?” Tanya wartawan lainnya.
“Ya, karena kemarin udah terlanjur DP dan booking jadi gapapa lah.” Jawab Arya santai. “Mau gimana lagi? Tempat lain kan juga pada penuh malam tahun baru nanti.”
“Oh, ngomong-ngomong soal Hadi Setiawan, gimana perasaan mbak Mila begitu tau cerita sebenarnya? Apa mbak Mila menyesal pernah mencoba bunuh diri?” Tanya wartawan lainnya.
Raut wajah Mila terlihat santai saja karena ia sudah siap dengan pertanyaan ini.
“Awalnya, begitu bangun dari koma kemarin kemudian mendengar cerita seperti itu ya saya shock setengah mati. Merasa marah dan kecewa.”
Mila mulai menitikkan air mata.
“Saya juga kecewa kenapa harus ada orang sejahat itu menjebak orang tua saya.”
Mila jeda sejenak.
“Tapi saya sudah memaafkan mereka, biar hukum saja yang berjalan.” Saut Mila akhirnya.
“Lalu bagaimana dengan orang-orang yang pernah menyerang Mbak? Apa Mbak Mila memaafkan mereka?” Tanya wartawan lagi.
Mila hanya mengangguk sambil tersenyum. “Ya, mereka begitu karena ketidaktauan. Beberapa orang memang ada yang merupakan korban dari peristiwa tersebut, jadi ya memang mereka nggak bersalah.”
“Rencananya setelah keluar rumah sakit kemudian menikah apa, Mbak?” Tanya wartawan yang lainnya lagi.
Mila berpikir sejenak.
“Saya akan mengunjungi makam kedua orang tua saya, pada tanggal satunya atau mungkin bisa sebelum pernikahan kalau dokter mengizinkan saya keluar tanggal 30.”
Wartawan kemudian menanyakan hal-hal lainnya yang bersifat pribadi seperti honeymoon kemana, lalu bagaimana dengan Anneth sampai menanyakan apakah dirinya sudah tau kalau mantan suaminya hendak go international.
“Oh, ya?” Respon Mila begitu mendengar kabar soal Adam. “Belum, saya belum dengar. Kalau memang Adam go international ya bagus.”
Mila kemudian menjawab satu persatu pertanyaan lainnya.
“Untuk honeymoon kami belum membicarakan itu. Kalau Anneth, saya sama bapaknya akan bergantian untuk mengasuh. Kita udah tentuin jadwal masing-masing.”
“Ibu tau nggak kalau pernikahan mas Adam dan mba Jessica batal?” Tanya wartawan lainnya.
Mila hanya tersenyum. “Iya, mudah-mudahan yang terbaik untuk mereka semua ya.”
Wartawan seolah tak kehabisan pertanyaan mulai dari soal saat Mila menghilang tiga bulan, kenapa memutuskan bunuh diri, calon suaminya yang sempat mengadakan talkshow demi menaikkan kembali nama baik dirinya dan masih banyak lagi.
“Yang penting sekarang kan saya ada disini.” Saut Mila saat ditanya alasan bunuh diri.
Tiba-tiba ada suara seorang wartawan perempuan, yang pertanyaannya membuat Mila dan Arya tersentak. Mereka tak dapat melihat wajahnya dan hanya mendengar suaranya karena ketutupan lainnya.
“Tapi Hadi Setiawan memang sangat terganggu dengan kelakuan orang tua anda!” Ucapnya lantang. “Anda juga pernah mengganggu mba Jessica!”
Suasana yang tadinya ramai langsung sunyi. Semua langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. Wartawan yang berdiri di barisan depan langsung minggir agar Mila dapat melihat wajah si penanya.
Ah, ternyata dari One Two Media. Mila bisa melihat jelas wajah manis wartawan tersebut.
“Sebelumnya perkenalkan, nama saya Nelly dari One Two Media.” Setidaknya wartawan itu masih memiliki tata karma.
Arya langsung membisiki Mila.
“Mil…Mil, udah kita masuk aja!” Ujarnya sambil bersiap mendorong kursi roda Mila.