NOL

Putri Lailani
Chapter #55

New Year Party #55

 

Mereka akhirnya berhasil melewati rangkaian acara akad nikah dan resepsi. Acara berjalan lancar tanpa kendala, meski Mila tak bisa terlalu lama berdiri saat menyalami para tamu. Meski capek meladeni 1000 undangan saat resepsi, kedua mempelai sangat bahagia.

Kini mereka memasuki acara ketiga yaitu private party sekaligus menyambut pergantian tahun. Mereka sudah berganti pakaian yang tadinya memakai kebaya dan beskap, kini memakai gaun putih dan tuxedo hitam. Rambut Mila tergerai dengan dicatok ikal dan dijepit pada bagian tengahnya. Setelah sejak tadi bertema adat Jawa, kali ini bertema western.

Acara kini hanya berisi 100 undangan atau 200 tamu seperti akad nikah tadi. Sebenarnya untuk acara ini siapa saja yang tadi hadir pada acara resepsi boleh datang. Namun, tampaknya banyak tamu yang lelah atau ingin merayakan pergantian tahun di tempat lain.

Acara diadakan di mini ballroom sebelah ballroom akad dan resepsi tadi. Di ballroom tersebut terdapat pintu terbuka yang mengarah ke balkon, agar bisa melihat dengan jelas kembang api nanti. Balkon tersebut sangat besar sehingga ada beberapa tamu yang nongkrong di luar.

Area ballroom berisi banyak meja melingkar dan satu meja itu bisa diisi sekitar 4-6 orang. Jika rombongan lebih banyak maka kedua meja dapat digabungkan. Tak seperti saat resepsi tadi, kali ini lebih banyak meja agar semua tamu bisa duduk. Meski kebanyakan mereka lebih nyaman berdiri.

Waktu kini menunjukkan pukul 23.00 WIB, satu jam menjelang tahun baru. Acara kali ini tampak santai saja. Mila dan Arya membaur dengan para tamu. Orang tua Arya dan anak-anak sudah tidur di kamar masing-masing kecuali Sara.

Mila misalnya, sedang ngobrol-ngobrol sambil sesekali wefie dengan ketiga sahabatnya di salah satu meja.

“Ah, muka gue nge-blur!” Protes Rara saat mereka melihat hasil fotonya.

“Lo gimana sih, Ven!” Protes Rara kepada Veny yang mengambilkan foto dan mereka tertawa bersama.

Mila langsung mengambil ponsel dari tangan Veny. “Sini, gue fotoin ulang.”

Mereka berempat langsung memasang pose.

“Oke, satu…dua….” Mila memberi aba-aba kemudian menekan tombol capture.

Mereka kembali melihat hasilnya.

“Nah, kalau Mila yang ambil pasti bagus!” Celetuk Rara.

“Sial lo!” Protes Veny.

Mereka tertawa bersama lagi.

“Padahal ya, gue udah 4 bulan lho nggak selfie.” Mila terkekeh. “ini baru pertama kalinya.”

“Lah, kemarin di rumah sakit bukannya kita selfie-selfie?” Tanya Sissy.

“Lo cakep – cakep pikun, ye!” Ceplos Rara.

“Oiya, deh! Maksudnya selfie-selfie di acara kayak gini.” Saut Mila tertawa.

“Eh, ngomong-ngomong soal rumah sakit gue udah cerita ke elo belum ya?” Tanya Sissy. “Jadi kita itu kan jenguk lo hari Senin ya pas jam istirahat kantor.Nah, pas pulangnya kita ditegur suster dong gara-gara selama di dalam kamar kita yang paling berisik.”

“Oya?” Mila tertawa. “Masa sih?”

“Iya, terus dia bilang selain ganggu pasien lain, mbak Mila ini kan harus istirahat karena hari Jumatnya mau nikah. Ntar kalau pas hari H nya drop terus batal nikah gimana? Kalian mau tanggung jawab? Lagian nih ya, kalian ini lama banget jenguknya.” Sissy mengikuti cara bicara suster itu dan membuat lainnya terpingkal.

“Perasaan kita ketawanya cuma bentar, deh!” Veny mengingat-ingat. “Banyakan minta maafnya ke Mila sambil nangis-nangis.”

Lihat selengkapnya