Anak-anak, oma, opa mereka beserta Asri dan suaminya langsung berpencar untuk menikmati fasilitas. Ada yang mau main kuda, ada yang mau main basket saja, suami Asri dan ayah Arya misalnya memilih bermain golf. Anak-anak ditemani oleh para pelayan yang berada di rumah tersebut.
Arya dan Mila diantar menggunakan golf cart menuju area danau untuk menemui Narendra.
“Anak-anak tadi disuruh main naik perahu kesini nggak mau, padahal bisa sambil meeting sambil awasin mereka.” Celetuk Arya begitu mereka hampir tiba.
Mila hanya tertawa.
“Nanti mereka juga kesini kalau udah bosan disana.” Timpal Mila.
Rico pun menghentikan golf cart di area danau. Mereka bisa melihat pria yang berusia lebih tua dari mereka berdua sekitar 45 tahun menunggu di meja kayu. Dibelakangnya tampak tiga orang pengawal, seorang perempuan dan pria muda.
“Oh, itu pak Narendra sudah disana. Mari, Bu Pak.”
Mereka semua menuruni golf cart kemudian berjalan menghampiri. Narendra dan yang lainnya pun langsung berdiri begitu melihat bos nya datang.
“Selamat siang ibu Kamila….bapak Arya.” Narendra langsung mengulurkan tangan ke mereka berdua. “Kemarin saya sudah sempat bicara melalui telepon ya dengan ibu Kamila.”
Mila dan Arya pun tersenyum ramah sambil membalas uluran tangannya.
“Iya, hallo.” Sapa Mila.
“Oiya, ini sekalian saya bawa dan kenalkan yang nantinya juga akan selalu dekat dengan ibu dan bapak selain Rico.” Beritau Narendra sambil menunjuk orang-orang yang menunggu bersamanya tadi.
Narendra menunjuk pria pertama.
“Perkenalkan, ini Adi yang nantinya akan jadi Personal Assistant bapak Arya.” Narendra menunjuk pria muda berusia 20-an itu.
“Oh, halo.” Arya membalas uluran tangan dan sapaan pria muda itu kemudian pria muda itu ganti menyalami Mila.
“Lalu yang ini Putri yang nantinya akan menjadi Personal Assistant ibu Kamila. Oiya mereka ini suami istri.”
“Oya?” Mila langsung menyambut uluran tangan wanita muda kurus tinggi itu dengan ramah. Wanita itu kemudian juga menyalami Arya.
“Jadi nanti tugas mereka yang akan mengurusi kebutuhan pribadi ibu dan bapak seperti membuat janji meeting, mengatur jadwal setiap harinya sampai urusan pribadi jika bapak dan ibu meminta mereka untuk memesan sesuatu atau menyelenggarakan acara bisa ke mereka.”
Narendra kemudian mengenalkannya kepada putugas keamanan.
“Nah, kalau yang ini kepala keamanan mulai dari rumah sampai kantor namanya Joseph.”
Pria tinggi tegap memiliki ras batak itu menjabat tangan mereka.
“Kalau ini Richard kepala pengawal ibu Kamila dan ini Alex kepala pengawal bapak Arya. Mereka ini nantinya yang akan mengatur siapa yang akan mengawal bapak dan ibu hari itu. Bisa mereka langsung atau menyuruh anak buah.”
“Oke.” Saut Mila dan Arya bersamaan sambil menyalami mereka semua.
“Nanti Adi dan Putri kalau bapak dan ibu minta untuk selalu mendampingi juga bisa. Lalu nanti jika ada yang didiskusikan terkait perusahaan, meminta data growth, masalah, IPO atau jika mau meeting dengan CEO bisa ke saya.” Lanjut Narendra.
“Oke…Oke, yuk silahkan duduk.” Ujar Mila sambil menunjuk bangku kayu dalam gazebo tersebut.
Narendra memberi isyarat kepada yang lainnya bisa meninggalkan lokasi kecuali dua pengawal yang tetap berjaga tak jauh dari situ.
“Gimana ibu bapak? Tadi sudah diajak keliling rumah ya sama Rico?” Tanya Narendra sambil mereka semua menempati posisi masing-masing. “Kira-kira ada yang kurang nggak nih rumahnya? Atau ibu dan bapak ada request tertentu.”
“Soal rumah sih tidak, tapi saya ada beberapa pertanyaan mengenai perusahaan.” Saut Mila cepat.
“Oh gimana-gimana, Bu?”
“Tadi Rico sempat info saya sekilas cuma nggak gitu jelas karena katanya kamu yang lebih tau. Jadi mulai dari rumah sampai staff yang ada di rumah ini tidak ada bekas karyawan Hadi Setiawan?” Tanya Mila memastikan.
“Betul, Bu. Ini semua demi keamanan ibu dan bapak dari orang suruhan pak Hadi yang ingin balas dendam. Saya kebetulan kenal bapak presiden sudah lama dari sebelum beliau menjabat. Lalu saya diminta untuk membereskan semuanya. Hanya saja kalau di perusahaan terutama CEO nya masih ada orangnya pak Hadi, Bu. Saya belum tau mereka seloyal apa ke pak Hadi? Atau seberbahaya apa? Andai semua CEO saya ganti tetap masih ada karyawan yang jumlahnya sangat banyak. Memang ada sebagian yang sudah mengundurkan diri setelah pak Hadi di penjara.”
“Oke, besok pagi jam 8 kumpulkan semua CEO ya. Kami mau meeting.” Perintah Mila.