[ 10 TAHUN KEMUDIAN ]
“Hadirin sekalian, mari kita sambut Annetha Alexander, Adam Alexander yang diiringi oleh Bellissimo Orchestra.”
Para penonton pun langsung bertepuk tangan dan tirai perlahan terbuka keatas. Seorang gadis remaja blasteran berusia 18 tahun cantik sekali mengenakan gaun putih panjang tanpa lengan, sudah berdiri di belakang microphone.
Ayahnya yang duduk di belakangnya mulai menekan tuts piano. Di bawah panggung juga terdapat konduktor yang mengiringi orchestra. Mereka memainkan mulai dari alat musik gesek, perkusi sampai alat musik tiup.
Penonton langsung terpukau dengan music pembuka tersebut dan Anneth kemudian mulai membuka mulut dan menyanyikan lagu yang sudah dipersiapkannya selama beberapa bulan ini.
Think of me, think of me fondly
When we've said goodbye
Remember me, once in a while
Please promise me you'll try
When you find that once again you long
To take your heart back and be free
If you ever find a moment
Spare a thought for me
Mulut penonton menggangga kemudian bertepuk tangan menyaksikan gadis itu menyelesaikan bait pertama.
We never said our love was evergreen
Or as unchanging as the sea
But if you can still remember
Stop and think of me
Think of all the things
We've shared and seen
Don't think about the way
Things might have been
Penonton terus terpukau dan menyaksikan Anneth bernyanyi hingga selesai. Mila dan Arya yang duduk di bangku VIP, begitu bangga sekaligus terharu sampai menitikkan air mata menyaksikan konser perdana putri mereka. Mereka duduk bersama si kembar laki – laki dan perempuan yang baru berusia 9 tahun.
“Papa…Mama, kakak Anneth keren ya?” Celetuk anak perempuan mereka.
Arya yang duduk di sebelahnya langsung mengacak-acak rambut putri kecilnya.
“Kakak-kakak kalian yang lain juga nggak kalah keren.” Ujar Mila sambil menunjuk ke arah Sara yang sedang memainkan biola, Ade yang memainkan terompet dan Dino yang memainkan drum.
“Aku juga mau main musik kayak kakak-kakak, Ma!” Rengek anak laki-laki mereka.