Suasana di AZ Mansion sangat ramai sekali sore itu. Mereka semua berkumpul dalam rangka memperingati konser pertama Anneth yang siang tadi berjalan lancar.
Anak-anak kecil dan juga remaja sibuk bermain. Mulai dari bermain di playground, kasih makan binatang sampai bermain kuda. Sedangkan para orang tua berkumpul di area danau. Semua keluarga besar datang, mulai dari orang tua Arya, orang tua dan saudara Adam bahkan keluarga Dara pun juga hadir. Arya dan Mila juga mengundang kolega bisnis.
“Jadi gimana pak Arya AZ Corp? Mau ada proyek apa lagi, nih?” Tanya seorang pria paruh baya dengan rambut penuh uban. Pria itu adalah mantan Kedubes RI di Jerman.
“Yah, untuk produk mie instan kita harus ekspansi ke Amerika.” Jawab Arya.
Mereka ngobrol berdiri sambil masing - masing memegang gelas berisi minuman.
“Iya, kemarin itu udah ekspansi ke Australia, sama Eropa ya?”
Arya mengangguk. “Sama Asia juga sudah semua.”
Pria itu langsung tertawa. “Saya jadi inget waktu jalan - jalan ke Singapura, yang diambil cucu – cucu saya di supermarket malah mie instan dan sambalnya pak Arya. Katanya bosan sama makanan sana.”
Mereka tertawa bersama.
“Tapi saya kaget harganya mahal amat disana.” Kelakar pria itu lagi.
“Oh jelas lah, Pak.”
Mereka tertawa lagi.
“Pantas lah kalian selalu bertahan di posisi orang terkaya nomor 1. Bisnis kalian selalu inovatif.”
“Weitssss, itu semua ya berkat ide-ide kreatif dan orisinil istri saya pak.”
Panjang umur orang yang dibicarakan datang bergabung dengan mereka juga membawa gelas berisi minuman.
“Hai, pak Joseph. Sehat, pak?” Sapa Mila sambil mengulurkan tangannya.
“Sehat..sehat, Bu Mila. Tadi bapak baru bilang katanya ibu ini selalu punya ide orisinil dan kreatif.” Ucapnya sambil membalas uluran tangan Mila.
Mila langsung tertawa. “Ah, nggak lah pak. Ini semua teamwork. Saya dikelilingi oleh SDM yang tepat.”
Mereka lanjut asyik bicara soal bisnis sampai akhirnya mantan kedubes itu izin ke toilet sebentar.
Sementara Adam sejak tadi sibuk memerhatikan muda mudi yang sejak tadi tampak bermesraan di perahu berdua. Adam kemudian menghampiri Arya dan Mila begitu melihat tak sedang mengobrol dengan tamu.
“Kalian selama ini tau soal itu?” Bisik Adam sambil menunjuk dua sejoli tadi. Raut wajahnya terlihat kesal.
Arya dan Mila yang sedang asyik bercanda tawa langsung teralihkan dan melihat ke arah yang Adam tunjuk.
“Iya, itu Dino dan Anneth lagi ngobrol di perahu berdua, so?” Tanya Arya bingung.
Mata Adam terbelalak.
“Itu bukan ngobrol biasa. Lo nggak lihat tatapan mata anak lo?” Adam sewot.
“Adam, udah lah.” Mila menengahi. “Kita nggak bisa menghalangi mereka yang ternyata punya perasaan satu sama lain.”
“Lah gapapa gimana, sih? Mereka kan kakak adik.” Adam semakin sewot. “Jadi selama ini mereka punya hubungan dan kalian membiarkan? Sejak kapan?”
Arya dan Mila saling berpandangan.
“Gue pikir Anneth udah cerita ke elo, ternyata belum ya?” Tanya Arya.