Blurb
Hidup Widi awalnya baik-baik saja ketika sang bapak masih sehat dan sanggup mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ada Ibu Ijah—ibunya Widi, mbak Maya dan mbak Sri sebagai kedua kakak perempuan Widi. Mereka memiliki rumah, rumah yang cukup nyaman dihuni, meski bukan berasal dari keluarga kaya, tapi Widi cukup bersyukur dengan hidupnya.
Hingga saat bapak mulai sakit, ada penyakit yang membuat asa bapak musnah dan kehidupan sulit keluarga itu pun mulai berlangsung. Rumah, tempat tinggal satu-satunya milik mereka harus rela dijual demi kebutuhan biaya pengobatan bapak. Bengkel yang awal mula menjadi mata pencaharian bapak pun turut dijual, semuanya semata-mata demi kesembuhan bapak yang belum pasti. Hanya itu yang dapat bapak dan ibu lakukan, sementara kedua mbak Widi masih remaja, mereka tidak tahu apa yang tengah terjadi di keluarganya. Seakan belum cukup sampai di situ penderitaan mereka, berbagai kejadian dan ujian berat kerap menimpa mereka dan menguji seberapa sanggup mereka bertahan dan menjalani kehidupan di tengah sulitnya perekonomian saat ini.