Nomaden

Tri Wulandari
Chapter #1

Ketika semuanya masih baik-baik saja

Widi baru saja selesai menghabiskan satu piring nasi goreng dengan banyaknya suiran ayam goreng di atasnya. Pagi-pagi sekali ibu Ijah—ibu Widi sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk anaknya berangkat ke sekolah. Biasanya, selagi Widi memakan sarapannya, ibu akan sambil merapikan dan menguncir rambut panjang anak bungsunya tersebut.

"Udah Bu, Widi mau berangkat." Widi bangun dari duduknya dan meraih tas yang tergeletak di lantai, lalu menggendong benda berwarna kuning itu ke punggungnya. Ibu tersenyum sekejab, lalu meraih topi sekolah Widi dan memakaikannya di kepala gadis itu. Memastikan terpakai dengan sempurna dan dapat melindungi kepala sang anak bungsu dari terik sengat sinar matahari.

"Nanti mau Ibu jemput, ndak?" tawar ibu seperti biasa, ibu biasanya tak sungkan akan menjemput Widi ketika gadis yang hampir 12 tahun itu pulang sekolah. Sekolah Widi letaknya di dekat jalan raya sana, jaraknya sekitar 600 meter dari rumah dan Widi harus berjalan kaki dari rumah hingga ke sekolah. Anak kelas 6 Sekolah Dasar itu kemudian menyalami tangan sang ibu dan mengecup punggung tangan ibu lembut.

"Ndak usah Bu. Widi mau lewat tegalan aja biar cepet sama temen-temen."

Sang ibu mengangguk, lalu setelah itu Widi berjalan keluar dari pekarangan rumahnya. Di depan halaman, dekat pohon mangga biasanya sepeda akan bertengger manis di sana. Namun penampakannya pagi ini tidak ada, karena mbak Maya telah memakainya untuk ke sekolah. Kakak kedua Widi itu saat ini sudah berusia 16 tahun, ia bersekolah di sekolah SMK negeri di kecamatan sebelah dengan mengambil jurusan menjahit. Sementara kakak tertua Widi—mbak Sri hanya di rumah dan sibuk mengurus peliharaannya, yaitu ayam negeri.

Lihat selengkapnya