Dengan menekuk wajah, Reya menyusuri koridor yang tengah cukup ramai. Melangkah pelan diantara kerumunan, larut dalam pikiran... .
"Apa sih, dia bikin gue malu aja," Reya bergumam kesal, teringat kejahilan Cleo dan Riani menghubung-hubungkan kemunculan Ray bertepatan dengan kedatangannya dan sikap baik Ray padanya.
"Iiih...," Reya menghela nafas kesal.
Reya berhenti melangkah, sibuk dalam perdebatan kecilnya saat kemudian... "Re...," suara itu membuat perdebatan Reya berakhir tiba-tiba.
Reya pun berbalik, mendapati Adre muncul dari sebuah ruangan dibelakangnya, ruang yang berada didepan lorong menuju kelas. Adre mendekat, "Oi Dre...," sahut Reya pada Adre yang tampak tersengal-sengal.
"Gue titip ini dong." Adre mengangsurkan sebuah buku teks.
Reya meraihnya, "Hmm punya Ray?" terkejut membaca nama Ray di halaman dalam buku itu.
"Titip kasihin ke dia ya." Adre tersenyum mencurigakan.
Dengan terkejut Reya mengangkat kepala dan menatap heran Adre, "Loh? kan lo bisa kasihin sendiri?" seru Reya.
"Gue dipanggil bu Lis nih. Kalo gue kelamaan bisa-bisa abis gue diceramahin di kelas, lo ngak kasian sama gue." Adre memasang wajah me-iba.
Reya meringis tak enak, "Iya... Tapi kan...," serunya bingung.
"Sip," Adre memotong ucapan Reya.
Seketika wajahnya cerah, "Gue titip ya hhehe...," Adre nyengir lalu berbalik dan berlari menuju ujung koridor.
"Haaa..," Reya terheran seiring Adre yang telah menghilang.
"Iiih...!" Reya menoleh pada buku ditangannya, menatapnya kesal, seakan dia berhadapan dengan Ray sendiri.
Reya berpaling, menoleh-noleh ke sekelilingnya, menghela nafas tak suka. Kemudian dengan berat Reya berjalan menyusuri koridor depan kelas sembari menoleh-noleh mencari Ray, namun dia tak tampak. Dengan mendesah kesal Reya berbalik dan melangkah menuju koridor lapang tengah gedung, sembari menebak-nebak dimana dia dapat menemukan Ray.
Reya berhenti, beberapa langkah didepan tangga tengah gedung, "Ah, besok aja kasihnya. Malas banget gue nyari dia," Reya berseru kesal.
Reya menoleh pada buku tersebut, mendelik kesal. Reya lalu berjalan menuju pintu utama gedung yang berada di bagian tengah depan koridor luas itu, tak menyadari sosok yang dia cari justru berada tak jauh darisana, saat kemudian...
"Ngapain dia disana?" Reya bergumam kesal.
Reya mengerutkan kening, mendapati Ray berada disana, sisi kiri koridor dan tersenyum simpul seakan begitu PD-nya dia atau dia mengetahui dengan jelas Reya mencarinya.
--
Ray baru saja turun dari tangga usai meninggalkan ruangan lembaga dan mengambil beberapa berkas. Ray berjalan menyusuri koridor tengah gedung yang cukup lapang hingga kemudian beberapa gadis muncul setengah berlari dari koridor kiri dan langsung menghampiri Ray. Ray menoleh pada gadis-gadis itu yang langsung tersenyum.
"Kita usah selesai perbaiki yang buat acara bulan depan kak. Ini..." Salah seorang mengangsurkan sebuah bundel.
Ray meraihnya dan membuka halamannya. Belum lama dia berkonsentrasi pada bundel itu sesosok melintas dari koridor kanan dan melangkah ke arahnya.