Nona Aneh dan Tuan Menyebalkan

el tsuki
Chapter #11

Bagian 10: Hujan dan Kesialan

Reya duduk di sudut ruangan dengan beberapa bangku berjejer, bangku di sisi kirinya yang baru saja kosong ditinggal beberapa gadis bergabung ke tengah ruangan, pada kerumunan kecil disana. Gadis-gadis itu menggerakkan lengan, membentuk gerakan lembut. Berpadu alunan musik tradisional yang menggema di ruangan tersebut, lima orang gadis dengan selendang aneka warna melakukan gerak tari ditengah ruangan. Sementara beberapa pemuda dan gadis lainnya berseragam kaos hitam, termasuk Cleo berdiri menyebar. Sesekali yang berkaos hitam berseru, menunjuk-nunjuk, dan memperagakan sedikit gerakan, tampak mereka mengarahkan para penari dan pemain musik.

Beberapa saat kemudian Cleo berjalan dari tengah ruangan, menuju posisi Reya dan langsung duduk pada kursi ke dua disamping kanan Reya. Cleo meletakkan lembar bercoret di kursi kosong sebelah kirinya, meraih tisu di kursi tersebut, dan menyeka keringanya. Cleo menoleh, "Kenapa sih Re? Cemberut mulu." ujarnya mengamati raut Reya.

Reya menatap kesal, "Ngak." 

Cleo menyandar di kursi tersebut, "Lo lagi kesel ya?" sahutnya disela lelah.

Reya menoleh, "Apa sih Cle," berseru kesal.

Cleo menghela nafas, seakan sudah hafal dengan temperamen sahabatnya. Cleo menatap curiga, "Biar gue tebak..,." sahutnya. "Ini pasti si tetangga lo," sambung Cleo yakin.

Reya mendelik semakin kesal, "Yeee... kayak tuh manusia penting gue pikirin," sahutnya lalu berpaling menatap lurus para penari.

Cleo tersenyum menang, "Nah betulkan. Lo mikirin dia."

Reya menoleh, "Hey...!"

"Gue udah curiga dari awal kalian ada apa-apa nya," lanjut Cleo dengan tatapan sok mengintimidasi.

Reya semakin kesal, "Apa-apaan sih!" lalu berpaling dan merengut kesal.

"Yaaah siapa lagi sih yang bisa bikin lo kesal gini selain dia," Cleo kembali berujar, melirik-lirik Reya.

"Ngak usah bahas tu manusia kenapa sih?" Reya menggerutu.

"Hhh...," Cleo mendesah lelah, lelah dengan aktivitasnya dan lelah dengan emosi Reya.

"Udah ah, gue pulang aja," mendadak Reya berseru, telah kehilangan semangat menyaksikan latihan tari.

Cleo tercengang tak menimpali, sementara Reya meraih ransel kecilnya.

"Buru-buru amat," seru Cleo, sementara Reya telah berdiri dan meraih berkasnya di bangku sebelah kanan.

Reya tak menyahut, hendak melangkah seusai membereskan berkas ditangannya.

Lihat selengkapnya