Nona Barshop

CeritaAin.
Chapter #2

Nona Barshop 2.

"Engghh—" 

Lumatan dari pria asing itu semakin keras dan menuntut, Angel segera mendorong kuat dada pria yang memakai setelan jas hitam itu. Tak lupa, Angel juga menendang selangkangan pria itu. "Shit!" umpat pria itu yang segera melepas ciumannya dan mundur beberapa langkah seraya menyentuh selangkangannya yang berdenyut. 

Sementara Angel mengusap bibirnya secara kasar. Napasnya memburu kuat serta kepalan tangan yang mengerat. Mata Angel mengkilat marah. "Lo gila, ya!" 

Namun, pria itu tetap membungkuk seraya mengaduh kesakitan. Tak lama, seorang pria yang memakai kemeja biru muda segera menghampiri dan menepuk punggung pria itu. Tampaknya, mereka berteman. "Lo nggak papa, Ga!" 

Angel sudah bersungut-sungut, lampu yang kerlap-kerlip dari arah lantai dansa membuat penglihatan Angel terganggu, sehingga ia tak bisa melihat jelas wajah kedua pria itu. "Bangsat!" 

Sepertinya, pria yang mencium Angel mabuk berat. Akan tetapi, tetap saja tindakannya itu sudah melecehkan Angel. Lantas, temannya itu mewakili untuk meminta maaf atas sikap pria yang sempoyongan itu. "Maaf, Mbak. Teman saya mabuk." 

Angel langsung mendengkus kasar. "Mabuk ya mabuk aja! Jangan main nyosor bibir orang, dong!" 

Pria yang mencium Angel itu mendongak—menyipitkan mata di tengah lorong yang remang-remang. Rasa mual dari perutnya pun bergejolak lagi. Tiba-tiba, pria itu muntah ke rok pendek Angel. "Huek!!"

 "Aaaaa!!" Angel lantas berteriak jijik. Kakinya meloncat-loncat sebab muntahan pria itu mengalir di pahanya. "Aaa!! Jijik! Jijik! Gue jijik!" teriak Angel seraya bergerak tak tenang. 

Sayangnya, kejadian semalam malah menghantui mimpi Angel saat ini. "Jijik! jijik! Pergi! Pergi!" 

"Angel! Angel, bangun!" 

Tepukan keras di pipi Angel yang tengah bermimpi buruk itu membuatnya segera membuka mata dan bergerak mengambil posisi duduk. Rasa pening lantas menjalar, napas Angel pun terengah, rambutnya berantakan, pipinya memerah. Lantas Angel menyibak selimut dan menatap pahanya yang sudah memakai celana kain.

"Lo mimpi buruk?" 

Angel mendesah kasar, ia pun menoleh—menatap Ami yang sudah siap pergi bekerja. Suara Angel serak, "Sialan, gara-gara pria tadi malam gue mimpi buruk." 

Ami terkekeh rendah. "Lo sudah mandi tujuh kali semalem, berendam air hangat selama satu jam lebih. Tetep aja lo mimpi soal muntahan itu?"

 Angel menggangguk lemah, ia bahkan masih mengingat bagaimana ia bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk menghilangkan kotoran dari pria asing itu. Angel bahkan menyentuh bibirnya saat bayangan pria asing yang menciumnya semalam kembali membayangi benaknya. Angel mendesah frustasi. "Ah, ciuman pertamaku," gumamnya penuh sesal. 

Alis Ami lantas naik. "Lo bilang apa, Njel?" 

Angel menggeleng pelan. "Tidak ada." 

Ami hanya mengangguk-angguk. Ia pun kembali berdiri tegap lalu menghadap ke arah kaca rias. Wanita yang memakai seragam hotel itu lantas mengusap rambut yang sudah ia gelung ke atas. 

"Lo mau berangkat?" tanya Angel seraya menguap. 

"Iya, lo nggak pulang? Orang tua lo nyariin lo semalem, dia telepon lo."

Angel menurunkan kakinya hingga menginjak lantai. "Mami gue?"

Ami menggeleng. "Bukan, bokap lo yang nyariin lo. Tapi, Lusi sudah bilang ke bokap lo kalau lo nginep di apartemen gue." 

"Lusi sudah pulang?"

"Iya, dia harus buka kafe." 

Lihat selengkapnya