Nona Yang Ingin Ditemukan & Tuan Yang Lelah Mencari

Talu Bumi
Chapter #4

Perang Usai Sebelum Dimulai

30 Desember 2019. Nyala membuka email, terhubung dari blog-nya. Sebuah surat dari seorang beremail Kaf_Permana@gmail.com. Dengan subyek: Hallo Mas/Mbak Imaji. 

Mas/ Mbak Imaji.

Saya dikasih tahu teman, kalau ada blog atas nama Imaji Nyala memposting foto-foto saya. Herannya credit foto diberikan pada IG Rudi Anugerah yang setelah saya cek, user not found. Ini bego-begoan atau gimana. Kalau mau ngambil tanpa ijin, ambil aja. Pakai segala credit diberikan ke IG yang ternyata gak ditemukan. Saya baca tulisan anda lumayan. Jangan kotorin tulisan anda dengan foto-foto orang yang anda ambil begitu saja. Sebagai penulis, anda tentu paham kode etik dan hak cipta.

Sekian.

Kaf Permana.

Nyala terkesiap. Ia langsung search Kay Permana di instagram. Ia menemukan IG-nya. Nyala langsung stalking dan terkejut, karena benar foto-foto yang ia minta ijin dari IG Rudi Anugerah ada di situ semua! Nyala mengecek IG Rudi Anugerah yang ternyata memang sudah tidak ada lagi. Nyala bingung, harus menjawab apa. Nyala kembali stalking instagram Kaf Permana hingga sampai unggahan pertama kali tahun 2014. Nyala lalu lanjut stalking sosial media Kaf lainnya; twitter, facebook. Hingga googling nama Kaf dan muncul deretan berita serta link tentang Kaf.

Semuanya dilahapnya malam itu. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ibuk Calling. Nyala tidak mengangkatnya. Hingga dering berhenti dengan sendirinya.

Jam menunjukan jam 2 pagi. Nyala memutuskan membalas email Kaf esok hari. Nyala tertidur. Kepalanya dipenuhi dengan kata-kata Kaf. Ngambil tanpa ijin. Bego-begoan. Jangan kotori tulisan anda.

Kaf Permana, aku bukan pencuri! Teriak Nyala. Dalam mimpinya.

           

&&&

Jam makan siang. Nyala mau menyeduh mie cup. Saat ponselnya berdering. Ibuk menelpon. Nyala mengangkatnya.

“Ya Buk. Lagi makan siang. Gak. Makan nasi kok. Iya. Nanti ya Buk. Buru-buru. Waktu istirahatnya mepet.” Nyala menyeduh mie cup, lalu ia mengambil tempat duduk di pantry. Titu tengah makan gado-gado sepiring penuh. Tanpa lontong dan nasi.

“Masih diet?” tanya Nyala sambil menunggu mienya bereaksi setelah kena air panas dari dispenser.

 “Masihlah. Target aku tuh turun tiga kilo pas tahun baru.”

“Nanti malam tahun baru, Tu…”

“Tahun baru China.”

Satpam datang membawa sekantung gorengan dalam tas kresek hitam lalu meletakkan di depan Titu.

“Barbar amat sih Man. Pakai piring kek.”

“Irit sabun, Mbak."

Titu mengambil dua bakwan goreng yang masih hangat, lalu meletakkannya ke piringnya. Nyala menatapnya dengan pandangan; yakin diet? Titu tidak peduli. 

Nyala membuka blog-nya lewat ponselnya. Ia terkejut melihat tulisan Kaf Permana di kolom comment-nya.

Kaf Permana says: Gak ada responnya Mbak/Mas? Email saya gak dibaca atau gimana? Tolong hargain orang dong.

Nyala yang terkejut. Spontan menghapus comment Kaf. Tak lama muncul lagi comment Kaf.

Lihat selengkapnya