Bisa dibayangkan lima kepala perempuan, menentukan akan menonton film apa. Kalau menonton di bioskop akan lebih mudah, karena cuma disuguhkan 3, 4 atau 8 film. Tinggal pilih yang mana. Tetapi ini ratusan judul film berseliweran. Padahal tiap orang hanya diminta untuk mengajukan 10 judul. Tapi saat berembug, dari 10 per orang menjadi 50 judul film perorang. Percakapan tumpang tindih.
“Wes Anderson movies aja.”
“Dia itu siapa?”
“Ya ampun. Grand Budapest.”
“Grand Budapest yang mana sih?”
“Horror please. Seru rame-rame.”
“The Wailing nonton gak sampai selesai. Ngeri.”
“Yuk.”
“AMELIE!” jelas siapa yang berteriak.
“Gak ada yang pengen nonton action?”
“Apa aja deh, asal yang main ganteng kayak Tom Cruise.”
“Tua ah males. Robert Pattinson!”
“Yakin Robert Pattinson? Mau nonton Lighthouse?” ini jelas yang ngomong sama dengan yang mengajukan Wes Anderson movies.
“Apaan tuh?” ini dari orang yang bertanya Wes Anderson itu siapa.
“AMELIE!”
Percakapan simpang siur itu berakhir tanpa aklamasi. Dominasi dan usia berperan untuk mengambil keputusan. Tepatnya memaksakan kehendak beserta ancaman tidak akan meminjamkan proyektor. Asti memutar Notting Hill, dengan bintang Julia Roberts dan Hugh Grant.
Di satu-satunya dinding di rofftop, layar laptop terpantul di situ dengan menggunakan proyektor. Sofa dan bangku-bangku disusun menghadap dinding. Makanan ringan dan minuman bertebaran sekitar mereka. Saatnya menonton.
Adegan William Thacker dan Anna Scott bertabrakan di tikungan kota London. Kopi yang dibawa William tumpah ke kaos Anna. Wiiliam yang panik mencoba mengusap tumpahan kopi yang mengenai bagian dada Anna.
“Modus,” kata Belinda.
“Kayak sinetron ih, tabrakan berantem, terus pacaran,” lanjut Ira.
“Liat dulu baru komen, ini film ter-sweet sepanjang masa!” bengis Asti mendelik.
Mereka kembali larut dalam kisah Notting Hill.
“Hugh Grant sekarang kemana ya?” Debby bertanya sambil mengunyah kripik.
“Dulu sempet pacaran sama Julia Roberts gak sih?” Nyala mencomot keripik yang dipegang Debby.
“Sstt, lagi sedih nih,” ujar Ira sambil melirik Asti, meledek.
Asti tetap fokus menatap ke layar. Semuanya kembali larut dalam kisah cinta lelaki pemilik toko buku di Notting Hill dan aktris Hollywood yang sedang berada di London. Kisah bergulir. Hingga sampai di titik Anna Scott yang melukai hati Wiiliam Thacker dua kali, meminta William agar diberi kesempatan. William tidak mau memberi kesempatan itu, karena ia takut hatinya patah. William bukan siapa-siapa, sedangkan Anna Scott adalah aktris tenar. Semuanya larut dalam adegan itu. Julia Roberts yang memerankan Anna Scott tampak berkaca-kaca dengan suara lirih, memohon kesempatan. Hugh Grant yang memerankan Wiiliam Thacker berada di atas angin, karena keputusan ada di tangannya.
William Thacker lebih memilih untuk tidak membiarkan hatinya terluka lagi, karena berkencan dengan seorang aktris yang bisa menendangnya kapan saja. Anna Scott tampak kecewa, karena perasaannya ditolak. Puncak adegan itu adalah saat Anna Scott mengucapkan sepotong kalimat, yang diikuti oleh Asti dengan intonasi yang nyaris sama.
“..and don’t forget. I’m also just a girl, standing in front of a boy, asking him to love her.”