NONE the red wol

Alpri prastuti
Chapter #9

Boneka rajut.

Adora menatap boneka pink rajut tersebut dengan foto di meja kerjanya, ponselnya di biarkan berdering berkali-kali, setelah ingatan samar-samar di rumah Ellen kemarin, malam ini ia bermimpi tentang anak perempuan tersebut merajut boneka, tangan mungil yang di genggamnya begitu juga senyumnya dan perkataannya yang sangat mengganggu.

"Oh, kau adik manis ku."


"Ck," Adora mengusap wajahnya acak, jam menunjukan pukul 2 pagi. Ia meraih ponsel dan mengangkat telpon dari ayahnya.

"Halo, ada apa, Yah?"

"Kau belum tidur?"

"Aku terbangun, apa ada sesuatu?"

"Tidak, tidak. Ayah, hanya memastikan kondisi mu. Sebab, Ayah dengar kau keluar dari kasus ini dan memilih cuti."

"Ya. Yah, bisakah kita bertemu? Tidak, di kantor. Aku akan ke rumah, Ayah."

"Oke, datanglah."


William menyesap rokoknya dalam-dalam lalu menghembuskan asap-asap dalam bulatan ke udara, ia mencoba menzoom foto-foto di laptopnya dan memerhatikan setiap detil dari meja milik Ellen.

Sebelumnya, ia memperkirakan kasus yang terhubung dengan kasus pembunuhan arsenik seorang mahasiswa, tetapi kebenaran lain terungkap begitu ia melihat foto-foto dari kelulusan angkatan mahasiswa seni rupa, mahasiswa yang di bunuh adalaha teman dekat Ellen yang juga teman sekelas Benedicth.

"Apa yang terjadi waktu itu?" gumamnya.

"Hey, di larang merokok," kini Stenly duduk di belakang William, "kau tahu kalau tim 3 hanya tersisa dua anggota, tapi kau malah melimpahkan kasus ini ke tim 5."

"Stenly Chief, kasus ini lebih besar di luar dugaan ku."

Stenly memutar kursi William, "maksudmu ini menyangkut ke organisasi kepolisian?" bisik Stenly.

William mengangguk dengan wajah serius.

"Mari kita bergerak diam-diam, pertama-tama periksa kasus nomer 3708142. Pembunuhan mahasiswa seni rupa."

"Okey!"

*________________________*


Adora memandang pohon pinus besar di taman belakang kediaman Komisaris Jendral Andrea, kedua tangannya bersembunyi di balik saku celana denim panjang berpadu dengan kaos putih over size. Rambutnya yang di ikat satu, membuatnya terlihat lebih santai ketimbang hari-harinya di kepolisian.

"Kau terlihat seperti anak-anak sekolah pada umumnya."

Lihat selengkapnya