NostalDia

Melia
Chapter #1

PROLOG

Ditemani Pak Arbani, supir pribadi yang sudah mengabdi selama bertahun-tahun lamanya, aku diantar menuju toko peralatan musik. Setelah berhasil merayu papa agar menyetujui permintaanku, beliau tunduk juga dengan kemauan yang tidak terbantah. Alhasil, rekening pagi ini membludak, padahal aku tidak menyuguhkan nominal yang besar. Tapi papa tau kalau sebenarnya tujuanku tidak hanya itu. Aku meringis kecil sambil menatap mobil menyalip di depanku.

“Mbak Ana kenapa senyum-senyum sendiri? Lagi bahagia ya?” tegur Pak Arbani.

“Hehehe. Iya, Pak. Oh, iya, Pak Arbani mau makan apa? Ana traktir deh. Atau mau drive thru aja gimana?” tawarku basa-basi.

“Jangan, Mbak. Bapak bisa makan di rumah sama Bi Erot.” Ia mengangguk sopan sambil tetap fokus mengemudi.

“Nggak papa, sekali-sekali Ana traktir Pak Arbani.” Aku tetap memaksa agar beliau setuju dengan pendapatku.

Lihat selengkapnya