8
Aku berakhir dengan tidur sekitar dua jam lagi sebelum bangun dan bersiap untuk bekerja. Aku sedikit merasa tidak enak dengan membiarkan Gary tidur di sofa, tetapi dia terus meyakinkan aku kalau dia juga akan lebih nyaman dan tenang tidur di sofa dan aku di kamarnya. Kami berangkat ke kantor setelah sarapan di apartemen Gary. Kami tiba di kantor bersamaan dan mengundang tatapan penuh tanya dari orang-orang di kantor yang berpapasan dengan kami. Bahkan James mengangkat kepalanya dari handphone saat kami berjalan keluar dari lift di lantai tiga. Kami tidak menghiraukan tatapan-tatapan itu dan berpura-pura tidak menyadarinya.
Aku langsung menuju ke mejaku, Henry meninggalkan pesan bahwa dia meninggalkan rekaman CCTV dari flatku di meja.
“James, bisa bantu aku memeriksa CCTV ini?”
“Apakah kepalamu baik-baik saja?” tanyanya dengan nada khawatir sambil menyiapkan rekaman CCTV tersebut.
“Aku baik-baik saja, terima kasih. Oh, James apakah ada yang melaporkan soal kendaran dengan plat dan ciri-ciri yang aku berikan?” jawabku dan menarik kursi ke sebelah James.
“Kendaraan itu terakhir terekam CCTV menuju ke area tenggara Highland. Tapi lokasi pastinya belum ditemukan karena dia masuk di area yang pengawasan CCTVnya kurang.”
“Kasus ini resmi menjadi kasus pembunuhan berantai,” ucapku.
“Bukan, pembunuhan berantai akan melakukan aksinya dengan waktu yang lebih berjauhan,” James menjawab tanpa mengangkat mata dari layar.
“Well, betul itu,” Gary yang berdiri dengan menyilangkan tangan di depan dadanya menjawab dengan tersenyum.
“Kasus ini lebih cocok disebut spree killer. Jarak antar kasusnya terlalu dekat, seperti pelaku memang meminta kita untuk menangkap dia,” tambah James.
“Dan kita pastikan kita akan menangkap dia segera sebelum dia beraksi lagi atau kasus ini dapat menjadi pembunuhan berantai,” jawab Gary.
James langsung bergerak membuka rekaman CCTV tersebut. Kami menonton video CCTV dimulai dari waktu aku pulang dan bertemu dengan Darcey. Rekaman menunjukkan Andrew Lam, tunangan Darcey, meninggalkan flat pukul 11 malam. Setelah itu, sekitar pukul 12.45 ada laki-laki mencurigakan berjalan dari tangga.
Dia menggunakan hoodie hitam dan menunduk sehingga CCTV tidak dapat menangkap wajahnya dengan penuh. Dia masuk ke unit Darcey dan meninggalkan pintu tersebut seperti waktu aku menemukannya tadi malam. Kemudian sekitar pukul 1 malam aku terlihat di koridor. Aku melangkah keluar di dalam piyamaku, bertelanjang kaki, dan dengan kedua tangan memegang senjata dengan erat. Pertikaian antara aku dan pelaku tidak tertangkap kamera karena terjadi di area dalam unit flat Darcey. Sesaat kemudian CCTV menangkap gambarku sedikit saat kepalaku membentur kusen pintu. James meringis saat melihat itu. Gary mengerutkan keningnya dan rahangnya menegang. Pelaku keluar dari unit dan CCTV masih tidak menangkap wajahnya secara penuh.
“Coba periksa rekaman CCTV di ujung koridor berlawanan,” aku menyarankan.
Kami mempercepat rekaman ke saat pelaku datang dan mau pergi. Pelaku pergi dengan terburu-buru dan hoodie miliknya sempat tesingkap setelah pertikaian denganku. Walau hanya sebentar, tetapi kami dapat menangkap fitur wajahnya secara utuh. Gary meminta James untuk membuat gambar itu menjadi lebih jelas. Jantungku memacu dengan cepat, aku merasakan adrenalin mengaliriku. Got ya, pikirku.
“Oh. My. God.” Aku sulit memercayai gambar di depan kami saat ini. Well, bisa seharusnya karena aku melihat wajah itu di mimpiku dan di kehidupan nyata baru-baru ini. Wajah itu, aku mengenalnya dengan baik. Hidung bengkok yang khas itu. Apakah akhirnya aku memiliki bukti nyata dari lelaki di mimpiku yang ternyata benar adalah pelaku dari ketiga kasus ini?
“Aku tahu orang ini,” ucapku. Gary dan James menatap aku. Dua tatapan tidak percaya dengan arti yang berbeda. James tidak percaya bagaimana aku bisa mengenal orang ini. Gary tidak percaya apa yang sedang kami lihat.
“Apa?” James bertanya dengan nada tidak percaya. Aku berdiri, adrenalin di dalam diriku begitu tinggi dan aku sulit untuk duduk diam.
“Tolong print gambar ini James, sekarang juga. Aku tahu orang ini ada dimana,” James mencetak gambar tersebut dan menyerahkannya kepadaku. Aku segera menuju lift dan Gary mengikutiku.
Aku berjalan secepat yang aku bisa saat pintu lift terbuka. Aku berpapasan dengan Lily yang menyapaku dan terlihat bingung karena aku terlihat sangat buru-buru dan tidak menyapanya kembali.
“Dimana dia?” tanyaku.
“Siapa?”
“Anak baru, Charles,” tanyaku.
“Di dalam lab, ada apa Ava?” Lily bertanya dan mengikuti setengah berlari.
Aku mendobrak pintu lab dan menemukan Charles sedang bersama rekan forensik lainnya sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Aku membanting foto tersebut di meja di samping Charles.
“Bisa menjelaskan ini?” tanyaku dengan tenang namun tegas. Gary memerhatikan dalam diam.
“Ada apa ya, Ava?” tanyanya.
“Avabelle,” Gary memanggilku dengan tatapan menegur.
“Jangan berpura-pura bodoh denganku. Mana dagumu? Tidak luka karena benturan oleh kepalaku tadi malam?” aku bertanya dengan berusaha mengendalikan diri.