Not Everything is As It Seems

Erika Angelina
Chapter #11

10

10

 

Kami, lima detektif Divisi 4, menghabiskan sepanjang siang hari itu dengan menyatukan informasi pada papan kasus dan mencoba mencari hubungan yang ada. Kami tidak berhenti bekerja, bahkan melakukan food delivery dan tetap bekerja saat makan. Kasus hilangnya Alison Starker memiliki dua informasi major, saksi di taman dan penemuan kertas flyer sebuah motel di salah satu tong sampah di taman. Kamera CCTV taman menangkap Alison berdiri di tong sampah cukup lama dan meninggalkan kertas itu.

“Kami sudah mengecek motel ini, Motel Necro, terletak di area tenggara Highland dan cukup di pinggir Highland. Area ini hanya ramai saat musim liburan karena dekat dengan kawasan kemah. Motel itu hanya diisi sebagian dan kami sudah memeriksa semua penghuninya, nihil.” Marcus menjelaskan. Kami saling menjelaskan informasi yang masing-masing miliki dari kedua kasus untuk saling mengisi.

“Bagaimana CCTV di depan motel itu?” tanya James.

“Kami sudah mengecek dan kami menangkap gambar Alison Starker tetapi kami kehilangan jejak arah kedatangannya. Dia berjalan dengan seorang laki-laki yang terus berada di dekatnya, hanya berjarak beberapa langkah di belakangnya saja. Tentunya laki-laki itu menggunakan hoodie seperti pernyataan yang diberikan saksi di taman.”

“Area tenggara Highland juga lokasi terakhir CCTV merekam kendaraan yang diduga kuat digunakan Charlie Grant saat dia pergi ke gudang TKP pertama. Area mana yang memiliki pengawasan CCTV minim?” Aku berdiri berjalan menuju peta Highland di papan. James maju dan menunjukkan lokasi terakhir Alison Starker terlihat.

“Area ini, kawasan penginapan yang disebut Lapaza, adalah tempat dimana CCTV menangkap gambar Alison Starker. Sisi timurnya adalah area wisata. Sisi utara dari Lapaza adalah area kosong yang digunakan untuk turis memarkir RV saat musim libur. Jika ke utara lebih jauh, terdapat bangunan pengolahan sampah dan lembaga permasyarakatan dengan area bebas seluas radius 150 meter. Area di utara dan timur dari kedua bangunan itu adalah kawasan hutan.”

“Apakah tim patroli pernah memeriksa kawasan ini?” aku bertanya ke Hellen dan Marcus, menandai area hutan tersebut. Mereka melirik satu sama lain.

“Tidak,” jawab Marcus.

“Hubungi tim patroli yang berada di dekat sana. James, ayo kita kesana,” ucapku. Aku bergegas mengambil kunci mobil kantor dan turun bersama James. Di lantai dasar aku berpapasan dengan Charles.

“Detektif Ava,” panggil Charles. Aku berhenti.

“Aku hanya ingin memberitahu, untuk malam ini hingga besok aku akan berada di kantor, jadi jika ada yang menghubungi karena melihat Charlie Grant, itu pasti dia,” Charles menjelaskan.

“Terima kasih banyak Charles, tindakanmu sangat membantu kami. Maaf karena ketidaknyamanan yang harus kamu alami. Jika ada yang kamu butuhkan hubungi aku atau petugas lain, oke? Aku pergi dulu,” jawabku dan mengangguk.

Aku dan James langsung masuk ke mobil Chevrolet Tahoe hitam yang biasa aku gunakan dan berkendara ke lokasi. Aku mengambil jalur dari utara karena memiliki jarak tempuh lebih cepat dan tiba di depan Lembaga Permasyarakatan Highland dalam 35 menit. Sesampai aku disana, telah menanti dua mobil polisi dan empat petugas patroli. Hari sudah mulai sore dan matahari sore ini sangat terik.

“Perhatian semuanya, sore ini kita akan memeriksa area hutan yang ada di belakang kalian. Kita mencari sebuah mobil truk rumah sakit kecil dengan warna biru dan oranye dan logo ini” – aku mengoper foto mobil tersebut – “selain itu, tetap teliti karena mungkin ada petunjuk lain yang bisa kita temui jika kita memang menemukan mobil itu di dalam sana.” Aku memberikan arahan singkat dan kami langsung bergerak. Aku dan dua petugas – John dan Bob – memilih area timurdan James dan dua petugas lainnya – Kelly dan Sal – akan mencari di hutan area utara.

Hutan ini tidak serimbun yang dibayangkan tetapi pohon-pohon ini tetap saling menutupi diri mereka dari pandangan orang di jalan atau bangunan di luar sana. Terik matahari masuk dari sela-sela dedaunan dan dahan. Aku dapat merasakan keringat mengaliri kening, leher, dan tubuhku. Kami terus berjalan dan memerhatikan sekitar kami, terutama tanah dan tanaman rendah, untuk petunjuk apa pun. Saat matahari mulai turun dan aku berpikir untuk menyudahi pencarian, aku melihatnya. Kendaraan itu terparkir di cekungan dengan batu besar menutupinya. Aku meniup peluit memanggil yang lainnya. Aku berjalan mendekat dengan John dan Bob. Aku menyentuh badan mobil tersebut, dingin. Plat mobil tersebut HL 526. Aku menerangi area pengemudi dengan senter, kosong dan tidak terlihat ada barang yang ditinggalkan di dalamnya.

“Tolong bukakan pintu ini dan juga pintu bak mobil ini,” ucapku.

Setelah terbuka aku memeriksa kompartemen kecil di depan kursi. Di dalamnya terdapat kertas-kertas yang berhubungan dengan Rumah Sakit Locansania.

“Detektif, Anda sebaiknya lihat kesini,” Bob memanggilku. Aku segera turun dan ke belakang mobil. Bagian belakang mobil tersebut berisikan barang-barang yang tertata rapi tetapi terdapat noda merah di setiap sisinya, dugaan kami adalah darah.

“Oh, God,” bisikku. Saat itu James, Kelly, dan Sal tiba dengan berlari.

“Panggil forensik dan tenaga tambahan,” pintaku. Sal mengangguk dan segera menghubungi kepolisian Highland.

Bak truk itu berisikan sleeping bag, pakaian, bungkus makanan, dan beberapa tas. Aku menaiki bak truk tersebut dan mulai membuka tas terdekat. Tas tersebut berwarna hitam dan tipe tas yang digunakan saat orang berpergian untuk beberapa hari. Aku membuka dan melihat pisau, kapak, dan gergaji. Aku menengok ke arah yang lain.

“Kita mungkin menemukan senjata pembunuhannya,” ucapku. Senjata tersebut berkarat tetapi tidak terlihat adanya darah mengering. Kemungkinan pelaku membersihkan senjata itu. Aku berjalan dengan hati-hati lagi ke bagian terdalam bak truk dan membuka sebuah tas lain yang lebih besar. Saat terbuka, aku melihat isinya dengan ngeri. Tubuh manusia. Hanya tubuh dan tidak ada kepala. Aku berjalan keluar dari bak truk lagi.

“Aku menemukan tubuh di tas yang itu,” aku menganggukkan kepalaku ke arah tas itu. “Tanpa kepala dan terpotong-potong,” tambahku.

Lihat selengkapnya