Not Everything is As It Seems

Erika Angelina
Chapter #16

15

15

 

Ambulans tiba 15 menit setelah Gary menelepon. Wil Hugo masih hidup, namun dalam keadaan kritis. Dugaan kami dia mengalami benturan benda tumpul di kepalanya sehingga dia kehilangan kesadaran. Petugas medis segera membawanya pergi, namun mereka juga tidak yakin apakah Wil Hugo akan dapat diselamatkan. Dia sudah kehabisan terlalu banyak darah.

Aku dan Gary sekali lagi mencoba menelusuri area sekitar lokasi kami menemukan Wil Hugo. Saat kami tiba tadi, aku melihat jejak ban kendaraan mobil pada tanah di samping jalan. Jejaknya sangat samar karena tanah tersebut dalam kondisi kering tetapi cukup terlihat. Aku mengambil foto dari jejak ban tersebut. Selain jejak ban, kami tidak menemukan apa pun lagi di area sekitar. Saat kami yakin tidak ada lagi yang dapat kami temukan, aku dan Gary lanjut berkendara menelusuri rute yang diberikan Rose.

Hari sudah lewat dari tengah hari saat aku dan Gary menemukan mobil itu. Mobil itu di parkirkan di sebelah bangunan gudang pabrik kosong. Aku dan Gary turun dari mobil dengan senjata di tangan. Kami mendekati mobil dengan tingkat waspada yang tinggi untuk menemukan mobil tersebut hanya berisikan paket-paket yang belum dikirimkan. Aku segera menghubungi tim forensik untuk datang memeriksa mobil ini dan Gary meminta petugas patroli meningkatkan pengawasan mereka di sekitar tenggara Highland.

“Aku akan melakukan pemeriksaan area,” ucapku. Aku mulai berjalan mengelilingi gudang tersebut dan juga area di dalam gudang. Jantungku berdetak dengan cepat dan adrenalin mengaliri tubuhku. Setiap bunyi atau bayangan membuatku waspada. Hari masih terang tetapi setiap bayangan masih membuatku terlonjak sedikit. Setelah yakin tidak ada apa-apa, aku berjalan kembali dan menemukan Gary sudah membuka pintu mobil.

“Menemukan sesuatu?” tanyaku.

Gary menggeleng. Mobil itu hanya membawa paket-paket dan tidak ada benda lain lagi yang terlihat janggal. Aku memerhatikan bentuk ban dan menyocokkannya dengan foto jejak ban di handphoneku.

“Jejak ban di sebelah Wil Hugo tadi adalah mobil ini,” ucapku kepada Gary.

“Berarti dia bersembunyi di sekitar sini,” Gary berasumsi.

Memang itu kemungkinan yang paling masuk akal. Dia menyerang Wil Hugo dan mengambil kendaraannya di dekat sini. Dia juga meninggalkan kendaraan ini setelah dia gunakan di sini. Bersembunyi di sekitar sini, wilayah di tenggara Highland, memang masuk akal karena wilayah ini cenderung sepi dan tidak mengundang banyak perhatian. Tetapi ada bagian dari diriku yang merasa Charlie Grant lebih pintar dari ini. Aku tidak mengucapkan keraguanku karena sebagai detektif tidak seharusnya aku membuat kesimpulan berdasarkan perasaan. Untuk saat ini, keraguan itu biar aku simpan sendiri dulu.

Tim forensik tiba beberapa saat kemudian dengan tim kecil. Setelah memeriksa mobil itu dan lingkungan sekitarnya untuk beberapa saat, mereka menyarankan untuk membawa seluruh mobil dengan isinya kembali ke kantor agar lebih mudah untuk diperiksa dengan lebih detail. Gary dan aku langsung menyetujuinya dan mereka kembali ke kantor beserta mobil itu.

Aku dan Gary mulai berkendara pulang, kali ini Gary yang menyetir. Aku menelepon Rose saat sudah di mobil.

“Halo, selamat sore, Rose. Ini Detektif Avabelle. Saya ingin mengabarkan, mobil milik kalian dengan plat HL 987 sudah ditemukan tetapi kami perlu membawanya ke kantor untuk diperiksa lebih lanjut. Isi mobil, yaitu paket-paketnya juga harus kami tahan dulu untuk beberapa hari,” jelasku.

Rose hanya berterima kasih untuk informasinya dan mematikan telepon. Aku sebenarnya merasa agak janggal – tetapi juga bersyukur – karena jasa pengiriman Fapida begitu mudah bekerja sama dengan kebutuhan kepolisian Highland. Membuatku bertanya-tanya seberapa sering mereka secara tidak langsung terlibat dengan kebutuhan Kepolisian Highland untuk mengatasi kasus-kasusnya.

“Lapar?” tanya Gary saat kami sudah berkendara separuh jalan hingga tiba di kantor lagi. Hari mulai sore dan kami jelas telah melewati waktu makan siang.

“Lumayan. Mungkin kita bisa drive thru,” jawabku.

Gary mengangguk. Sesaat kemudian kami sudah berada di antrian restoran cepat saji. Gary memesan makanan cukup banyak untuk dibagi kepada detektif-detektif Divisi 4 di kantor. Saat kami sedang sibuk-sibuknya, ada kalanya aku merasa sangat bosan memakan makanan yang sama setiap beberapa hari sekali. Namun, saat sibuk makan hanya kami lakukan untuk mengisi energi tubuh dan bukan untuk kepuasan pribadi. Jika dilakukan kalkulasi, kemungkinan besar pendapatan terbesar restoran cepat saji ini salah satunya adalah dari kami yang bekerja di Kepolisian Highland.

Aku dan Gary berkendara dalam diam sepanjang sisa perjalanan kami, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Aku tersadarkan dari lamunan saat suara tetesan air hujan bertemu dengan badan mobil. Kami sudah berada di gerbang Kantor Kepolisian Pusat Highland saat hujan mulai turun. Sesampainya kami di kantor, kami makan dulu bersama James. Hellen dan Marcus pulang lebih awal hari ini.

“Apakah mereka menemukan sesuatu dari paket itu?” tanyaku kepada James saat kami mulai makna.

“Menurut tim forensik, pemilik mata itu kemungkinan besar sudah meninggal kurang lebih dua minggu. Mereka menemukan ada sedikit tanah di bagian bawah paket. Tanah yang kering dan kemerahan,” jelas James. “Tapi untuk sidik jari dan yang lainnya, tidak ditemukan apa-apa,” James menambahkan.

“Dua minggu? Lalu… dimana tubuh dari Alison Starker…” aku melontarkan pertanyaan yang tidak kami ketahui jawabannya.

“Bagaimana dengan kalian? Apa yang kalian temukan?” James bertanya lagi.

Aku dan Gary menceritakan penemuan-penemuan kami tadi.

Lihat selengkapnya