EPILOG
Hari ini adalah hari terakhir dari sidang kasus Charlie Grant. Sidang telah berlangsung selama tiga bulan lamanya. Sidang berjalan dengan emosional dan penuh air mata. Keluarga para korban selalu hadir, terkadang lengkap dan terkadang hanya perwakilan saja. Aku sendiri juga selalu hadir dalam setiap sidangnya. Aku beberapa kali berdiri di podium memberikan kesaksian sebagai detektif yang menangani kasusnya dan juga korbannya yang selamat. Saat aku sedang tidak menjadi saksi, aku akan duduk berdekatan dengan keluarga korban dan berusaha memberikan penghiburan.
Sidang yang dijalani sebelum sidang terakhir hari ini adalah sesi dimana keluarga korban dapat memberikan kesaksian mereka. itu adalah hari sidang yang paling emosional. Kesaksian atau pesan yang Mr. Ailee bacakan membuat semua orang yang hadir meneteskan air mata atau minimal berkaca-kaca.
“Kiana Ailee adalah anak pertama di keluarga saya. Dia memiliki tiga adik. Kiana adalah anak yang sangat ceria. Dia mengisi rumah keluarga saya dengan warna dan tawa. Dia memiliki rasa empati yang tinggi. Hal itu membuat dia melakukan studi di bidang psikologi karena dia ingin membantu banyak orang yang mengalami kesulitan. Awalnya saya dan istri saya khawatir dan menentang, tetapi dia tetap kukuh dengan pendiriannya. Dia bilang akan mendedikasikan hidupnya untuk membantu manusia. Tidak sedetik pun saya pernah memikirkan akan terjadi kejadian seperti ini dengan anak kami. Tidak ada sedetik pun saya tidak menyesali keputusan saya untuk mendukung dia melakukan studi itu. Jika dia tidak melakukan studi itu, mungkin dia tidak akan pernah bertemu dengan monster yang sedang duduk dengan wajah tersenyum di kursi itu. Mungkin anak kami masih sehat dan mengisi rumah kami dengan tawa,” ungkap Mr. Ailee dengan suara bergetar.
“Ironisnya adalah, anak saya ingin membantu orang-orang seperti monster itu, yang masih duduk tenang dengan wajah penuh senyum. Monster yang telah melakukan begitu banyak perbuatan yang tidak dapat terpikirkan oleh akal kita sebagai manusia. Monster yang tidak memiliki penyesalan sama sekali setelah merenggut nyawa anak-anak kami yang masih memiliki masa depan. Kiana hanya ingin mempelajari orang ini agar tahu cara membantunya. Tetapi justru monster yang ingin Kiana bantu ini merenggut hidup dengan masa depan cerah anak kami. Saya dan seluruh keluarga korban berharap monster ini akan mendapatkan hukuman yang layak dan menderita untuk sisa hidupnya dan seterusnya juga dsetelah dia meninggalkan dunia ini,” tutup Mr. Ailee.
Sidang berjalan cukup lama karena juri kesulitan memutuskan apakah Charlie Grant akan mendapatkan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup. Hukuman mati memang sesuatu yang tidak dapat diputuskan dengan mudah karena seluruh juri harus memberikan satu suara untuk keputusan dapat dibuat dan dianggap sah. Sedangkan untuk masalah hukuman mati, hingga hari ini masih terus menyebabkan pro dan kontra. Se-monster apa pun seseorang, akan selalu ada juri yang mengalami dilema moral karena harus mengambil keputusan akan nyawa seseorang.
Menurutku gangguan mental yang diderita Charlie menjadi faktor yang menambah kesulitan juri untuk mengambil keputusan. Pelaku dengan gangguan mental terkadang mendapatkan hukuman yang lebih ringan dengan menjalani hukuman di tempat seperti Rumah Sakit Locansania. Tetapi ini tidak dapat menjadi opsi lagi, karena Charlie telah menjalani hukuman sekaligus pengobatan di rumah sakit itu dan sekarang dapat dilihat sendiri dia ada di titik apa. Aku sendiri yang membuat pernyataan-pernyataan untuk menentang opsi pengobatan Charlie di rumah sakit itu lagi. Rumah Sakit Locansania juga ikut terseret kasus ini dan mulai terkuak sedikit demi sedikit hal buruk apa saja yang terjadi di dalam rumah sakit tersebut.
Aku pribadi tidak berharap Charlie Grant mendapatkan hukuman mati. Menurutku mati itu sangat mudah dan dia tidak akan merasakan apa pun. Dia tidak akan takut dengan hukuman mati juga karena dia tidak memiliki apa-apa lagi di dunia yang membuat dia mau bertahan hidup. Tetapi aku tahu kalau dia di penjara, dia akan merasakan kesepian itu selama-lamanya. Walaupun menurutku dia tetap tidak akan merasa bersalah atau menyadari perbuatannya dengan di penjara, tetapi dia akan merasakan kesepian yang dia takutkan itu untuk selama-lamanya. Menurutku mati perlahan dengan kesepian adalah hal terburuk yang layak untuk Charlie Grant.
Sebelum juri memberikan keputusan akhirnya, hari ini Mr. Forrest akan hadir dan memberikan kesaksiannya. Saat ini aku, Gary, dan James duduk di kursi paling depan. Terdengar suara bisik-bisik dari orang-orang yang hadir saat Mr. Forrest dan Charles berjalan ke depan podium. Hingga hari ini, detak jantungku akan melompat satu detakkan setiap melihat Charles. Aku harus meyakinkan diriku sendiri dulu bahwa ini Charles dan bukan Charlie, baru aku akan merasa tenang lagi. Aku rasa kemiripan yang begitu mirip pada Charles dan Charlie yang membuat orang-orang yang hadir juga saling bisik-bisik.
“Selamat pagi. Saya Hank Forrest, ayah dari Charles dan Charlie, sepasang anak kembar yang saat ini hadir di ruangan ini.” Charlie tidak menatap Mr. Forrest di atas podium. Dia hanya menatap ke depan dengan ekspresi wajah yang datar.
“Saya meminta kesempatan untuk berbicara disini karena saya ingin meminta maaf kepada seluruh keluarga dan kerabat korban-korban dari Charlie. Saya sungguh tidak dapat membayangkan apa yang keluarga dan kerabat para korban rasakan saat ini. Saya minta maaf, karena kelalaian saya Charlie menjadi pribadi yang seperti ini,” Mr. Forrest tercekat.
“Saya minta maaf karena kegagalan saya sebagai ayah yang baik, keluarga dan kerabat para korban harus membayarnya. Saya tidak bisa menawarkan apa-apa untuk memperbaiki kejadian ini karena tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengobati luka yang didapat orang tua yang kehilangan anaknya. Saudara yang kehilangan kakak atau adiknya. Teman yang kehilangan teman baiknya.” Suara Mr. Forrest mulai serak dan dia mulai menangis.
“Charlie, Ayah minta maaf. Jika dulu Ayah lebih berkeras untuk membawamu mencari bantuan, mungkin hari ini kamu tidak menjadi… seperti ini. Mungkin jika Ayah waktu itu dapat berkomunikasi dengan lebih baik dengan Ibu kalian, hari ini kita masih berkumpul sebagai keluarga yang bahagia dan… semua ini tidak terjadi…” suara Mr. Forrest menghilang perlahan. Dia masih menangis. Charles mendekati Mr. Forrest dan menuntun Mr. Forrest kembali duduk. Charlie duduk membelakangi kami semua sehingga aku tidak dapat melihat ekspresinya. Tetapi aku dapat melihat tidak ada reaksi apa pun dari Charlie. Tidak ada gerakan tubuh apa pun darinya. Dia masih tetap duduk diam dan menatap ke depan.
Beberapa juri terlihat mengusap mata mereka. Aku sedih melihat Mr. Forrest. Mungkin memang itu pertanyaan terbesar dari kita semua. Jika kejadian dulu berbeda, apakah Charlie dapat dibantu untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Jika Charlie tidak mengalami apa yang dia alami selama hidupnya, apakah hari ini dia adalah orang yang berbeda?
Jika semua kejadian ini tidak terjadi, apakah Kiana Ailee saat ini sedang berkumpul bersama keluarganya, merayakan wisuda kelulusannya? Apakah Maia Lou saat ini sedang berlibur dengan teman-temannya, merayakan selesainya satu semester berat lagi? Apakah Darcey Leighton saat ini sedang di toko kue kesekian, bersama Andrew Lam, mencoba berbagai kue sebelum memilih kue pernikahannya? Apakah Alison Starker saat ini sedang berbaring tertawa dengan Isabel di apartemen mereka?