Terjemahan dari Buku Catatan Charlie Grant
Namaku Charlie Grant. Grant adalah nama Ibuku. Nama belakangku awalnya adalah Forrest, tetapi aku tidak sudi menggunakan nama laki-laki yang meninggalkan aku dan Ibuku dan membiarkan kami menderita.
***
Aku tidak memiliki ayah, itu kata ibu hari ini. Setiap aku tanya ‘Ayahku siapa? Ayahku dimana?’ Ibu akan marah dan menyuruhku diam. Akhirnya hari ini ibu menjawab pertanyaan-pertanyaanku dengan satu jawaban singkat. Ibu bilang ayah meninggalkan aku dan ibu. Ayah tidak sayang denganku makanya dia tidak mau aku. Ayahku membenciku sehingga ibuku mau berpisah saja dari ayah. Ibu memilih untuk tetap bersamaku dan membiarkan ayah pergi.
Setelah memberitahu aku itu, ibu mulai menangis. Ini kali pertamanya ibu menangis di depanku. Aku sering mendengar ibu menangis, tetapi dia selalu menangis saat dia pikir aku tidak melihat atau mendengarnya. Aku memegang tangan ibu dan aku bilang, aku tidak butuh ayah. Ibu adalah wanita terhebat yang pernah aku kenal. Ibu adalah ibu sekaligus ayahku. Aku tidak butuh siapa pun lagi selain ibu. Kita akan hidup berdua selama-lamanya.
Ibu tersenyum mengelus wajahku dengan lembut. Dia bilang dia berharap aku akan tumbuh menjadi anak yang baik. Dia berharap aku menjadi orang yang hebat nanti dan berharap dunia akan mengenalku. Dia berharap aku melakukan hal besar di kemudian hari. Aku mengangguk dan berjanji aku akan belajar dengan rajin agar menjadi orang hebat saat aku besar nanti dan membuat ibu tidak pernah menangis lagi. Ibu hanya menjawab dengan tertawa dan mengangguk.
***
Hari ini aku pergi ke taman untuk pertama kalinya dengan ibu. Ibu membelikan aku es krim rasa coklat dan vanilla dari gerobak es krim yang selalu ada di taman. Rasanya enak sekali. Es krim adalah makanan terenak yang pernah aku makan. Aku bilang dengan ibu, aku hanya ingin makan es krim saja untuk selama-lamanya dan dia tertawa. Dia tertawa dan mengelus kepalaku.
Setelah makan es krim, aku melihat ada anak-anak seumuran dengan aku sedang bermain bola. Aku bertanya pada ibu apakah aku boleh ikut bermain. Ibu mengangguk dengan tersenyum. Aku segera menghampiri mereka dan ikut bermain. Saat bermain, aku dibuat kesal dengan Timmy Padton. Dia terus-terusan merebut bolaku. Hingga satu saat dia cukup dekat dan sedang akan merebut bolaku lagi, aku mendorongnya. Dia terjatuh dan mematahkan tangan kirinya. Ibunya dan ibuku berlarian mendekat. Aku dimarahi Mrs. Padton dan ibu meminta maaf berkali-kali sambil memegangi aku. Ibu bilang akan membayar biaya perawatan rumah sakit dari Timmy Padton.