Matahari tampak cerah menyinari makhluk hidup yang berada di atas bumi, ditemani angin sepoi-sepoi yang berlalu-lalang kesana kemari membawa serta dedaunan yang telah berpisah dari rantingnya.
Tampak seorang gadis berambut panjang sedang berjalan menyusuri taman yang terletak di belakang sekolahnya, suasana begitu terasa damai, sampai...
"ARSENIO!! SINI KAMU!" teriak seseorang membuat Adelina menengok ke sumber suara, saat itu juga tubuh Adelina merasakan berat yang terlempar ke tubuhnya sehingga ia jatuh.
"Aish, bangun ayo cepat," ajak Arsenio dengan terburu-buru seraya menarik tangan Adelina dengan paksa sehingga kini Adelina ikut berlari-larian bersama Arsenio. Tentu Adelina terheran kenapa ia ditarik juga untuk berlari, padahal kan yang dikejar hanya Arsenio. Namun, pandangannya berubah melihat tangannya yang digenggam erat oleh Arsenio.
Setelah berhasil kabur dari guru yang mengejar mereka sedari tadi, akhirnya mereka berhenti di sebuah gang kecil dekat jalan keluar pintu belakang sekolah. Mereka berhenti sejenak untuk mengisi kembali oksigen yang hampir habis digunakan untuk berlari-larian.
"Akhirnya tuh kakek-kakek nyerah juga," ucap Arsenio sambil berusaha bernapas secara normal lagi, kakinya pun menjadi lemas, begitu pula dengan Adelina.
"Woi! Lo ngapain, sih, ngajak-ngajak gue segala? Gue kan gak salah apa-apa!" omel Adelina yang kesal ia harus olahraga secara tiba-tiba begini, cuacanya pun tidak mendukung sehingga ia sangat amat kepanasan sekarang.
"Lah iya juga ya, ya lo ngapain tetep ikut gue?"
"Kocak bener lo, lo aja megangin tangan gue kenceng banget, gimana gue gak ikut keseret sama lo?"
"Mana ada, gue megangnya gak kenceng-kenceng kok, lo nya aja kali yang lebay."
"Lo yang lebay!"
"Kemana, sih, tuh anak berdua?" Ketika mereka tengah saling menyalahkan satu sama lain, terdengar kembali suara guru yang tadi mengejar mereka, sontak Arsenio menarik lengan Adelina dan menariknya lebih dalam ke dalam gang yang sempit itu. Arsenio sibuk menahan napasnya agar tidak ketahuan kalau ia sedang mengumpat di sana, sementara Adelina sibuk panik karena menyadari tubuhnya hampir bersentuhan dengan tubuh Arsenio.
"Gimana kalau kita bolos?" bisik Arsenio
"Lo gila ya? Gue baru masuk udah bolos aja," bisik Adelina balik. Padahal ia sudah ingin bertobat dari kenakalannya, sekarang malah digoda untuk bolos.
"Udah santai aja, ayo gece," desak Arsenio yang dengan cepat melompati pagar, setelah Arsenio berhasil keluar dari daerah sekolah, ia menyuruh Adelina untuk melakukan hal yang sama. Adelina pun akhirnya menuruti kata Arsenio sehingga ia pun sudah berada di sisi lain pagar tersebut, lalu mereka pun dengan cepat pergi menjauh dari sekolah sebelum tertangkap.
──── ♡ ────
"Huft... Banyak banget ini berkas-berkas yang harus di sortir," keluh Kyra yang memasuki menit ke sepuluhnya dalam menjalani hukuman yang ia dapat, "banyak debunya pula."
Tiba-tiba Kyra menemukan sebuah ide agar tidak bosan mengerjakan hukumannya, ia mengeluarkan ponselnya dari saku roknya serta earphone berwarna ungu, warna kesukaannya. Kyra membuka aplikasi pemutar musik dan memutar playlist yang telah ia buat sendiri. Memang mengerjakan sesuatu dengan iringan musik lebih enak, walaupun terkadang tugasnya tertinggal untuk sesi menari dadakan.
Dengan suara lagu yang full-volume, Kyra menjadi tak sadar akan kelilingnya, sehingga tiba-tiba....
"EH KAGET!!" teriak Kyra yang terkejut ketika merasakan ada tangan yang memegang pundaknya, bagaimana ia tidak terkejut, aura yang di keluarkan gudang saja memberikan vibes angker, membuka lagu hanyalah pengalihan isu, sebenarnya Kyra takut.
"Astaga jantungan saya, Kak. Hampir saja jantung saya pindah ke lambung," ucap Kyra ketika melihat salah satu kakak kelasnya datang ke gudang, "ada apa memangnya, Kak Theo?"
Theo, dikenal sebagai murid yang sedang menjabat sebagai ketua osis di SMA Langit Biru, tiba-tiba datang ke gudang yang tentunya tak banyak orang kunjungi, bahkan guru-guru saja tidak mau ke gudang itu.
"Saya di suruh Bu Thea untuk mengambil map merah yang ada di sini, dan sepertinya kamu sedang memegangnya." Theo menunjuk kepada map merah yang kebetulan sedang berada dalam genggaman Kyra. Kyra pun langsung memberikannya pada Theo.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Theo yang tentunya bingung mengapa Kyra berada di gudang, sendirian pula.
"Emm saya kena hukuman Kak, tadi saya telat masuk sekolah," jelas Kyra dengan menunduk karena malu.