Triiinnggg
Bunyi bel berdering menandakan waktu pulang bagi siswa-siswi SMA Langit Biru. Seluruh murid dengan bergegas membenahi segala kepunyaan mereka masing-masing dan pergi menuju tujuan selanjutnya yang mereka kehendaki. Tidak seperti Kyra, yang tidak bisa pergi dengan keinginannya sendiri.
"Aigoo, kasihan banget sih anak ayam gue ini gak bisa langsung pulang," ledek Viona membuat Kyra semakin cemberut dan jengkel.
"Anak ayam, anak ayam, udah sana pergi! Hus hus," usir Kyra. Viona tertawa setelah puas meledek temannya, lalu mereka menyampaikan sampai jumpa nya dengan satu sama lain sebelum berpisah untuk hari ini.
Setelah itu, Kyra pergi melangkah menuju perpustakaan. Arsenio menyuruhnya untuk membantunya menyelesaikan tugas-tugas dan hukumannya di perpustakaan. Sekolah belum ditutup karena masih ada beberapa kegiatan yang masih berlaku di area sekolah, seperti kelas tambahan atau kegiatan ekstrakulikuler.
Memasuki ruang perpustakaan yang dingin dan sunyi, Kyra celingak-celinguk mencari sosok Arsenio, dan ternyata sosok orang tersebut tidak sulit di temukan. Tubuh gagah yang diselimuti jaket varsity serta kacamata yang menggantung di jembatan hidungnya membuatnya cukup mencolok di mata Kyra, apalagi Kyra baru pertama kali melihat Arsenio memakai kacamata yang membuat tampang Arsenio semakin perfecto. Dengan segera Kyra menyamperi Arsenio yang tengah berdiri di antara dua rak buku, tampak sedang membaca sebuah buku yang ia temukan.
"Rumitnya cinta,"
"Eh ayam! Woi kagetin gue aja lo, kek tuyul datengnya tiba-tiba,"
"Hehe, baru tahu Kak Arsen suka baca novel romantis," ledek Kyra setelah membaca judul buku yang dibaca oleh Arsenio
"Apaan, nggak kok! Ini gue asal nemu aja," elak Arsenio yang langsung menaruh kembali buku yang tadinya ia pegang ke dalam rak dan melewati Kyra untuk membawanya ke meja yang sudah ia tandai dengan menaruh tas ranselnya di atas meja tersebut.
"Duduk," perintah Arsenio yang segera dituruti oleh Kyra.
"Nih, lu cari buku-buku yang ada di kertas ini." Arsenio menyerahkan secarik kertas berisikan beberapa judul buku yang ia perlukan.
"Buat?" tanya Kyra sembari menganalisis kertas itu.
"Banyak nanya, udah sana cari dulu."
"Ish baru juga nanya sekali," geram Kyra di bawah napasnya seraya berdiri dari kursinya dan pergi menjelajahi jejeran buku-buku untuk menemukan buku yang Arsenio perlukan.
Setelah bolak-balik mencari buku, akhirnya semua buku telah berada di dalam pelukan Kyra. Membawa lima buku sekaligus tidak semudah yang Kyra bayangkan, beberapa buku yang terdapat di dalam list merupakan buku yang tebal, setebal masalah hidup. Dengan segera Kyra membawa bukunya ke meja tempat Arsenio berada dan langsung meletakkan buku-buku tersebut di atas meja. Sementara itu, Kyra langsung menjatuhkan dirinya ke kursi karena energinya terkuras.
"Nah sekarang lo kerjain soal-soal ini di buku kosong itu, jawabannya harusnya ada di buku-buku itu," suruh Arsenio dengan santainya, membuat Kyra membuka mulutnya tak percaya.
"Tapi-"
"Gak ada tapi-tapian, salah siapa gue harus ngerjain ulang hukuman ini, hm?"
"Ngerjain ulang gimana coba, orang itu saya yang ngerjain, cih."